Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Begin From The End

07 January 2020   595
Image

Buku 7 Habits of Highly Effective People (7 Habits) karya Stephen R Covey, adalah buku wajib baca bagi para pembelajar. Salah satu kebiasaan manusia efektif, menurut buku itu, adalah Begin with The End in Mind. Menentukan titik akhir untuk memulai segala sesuatunya.

Mindset kita sebagai mukmin adalah bahwa manusia berasal dari Allah SWT, hidup untuk beribadah, dan akan kembali ke haribaan Allah SWT. Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepadaNya-lah kita kembali. Innalillahi wainna ilaihi raaji’uun (QS. Al-Baqarah: 156).

Kembali ke mana persisnya? Surga! Ya, leluhur manusia berasal dari surga Allah SWT, hingga sebuah insiden sempat membuat moyang kita Adam-Hawa harus keluar dari nirwana.

Jadi, kita semua manusia berasal dari surga. Kampung halaman kita adalah surga. Firman Allah: Dan Tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orangorang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (QS. Al-An’aam: 32).

Kalau kita ikhlas mengerahkan segala daya dan upaya untuk mudik ke kampung halaman saat lebaran, saat long weekend akhir tahun, maka semestinya kita jauh lebih keras lagi berikhtiar untuk mudik ke kampung akhirat nan abadi. Itulah visi mukmin.

‘‘Siapakah orang mukmin paling cerdas?’’ Menjawab pertanyaan seorang lelaki Anshar ini, Nabi Muhammad SAW berkata, ‘‘Yang paling banyak mengingat mati (muhasabah), kemudian paling baik dalam mempersiapkan kematian, itulah orang yang paling cerdas.’’ (HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy dari Ibnu Umar ra).

Mengapa kita kudu cerdas mempersiapkan akhirat? Jawabnya, karena hidup di dunia ini terlalu singkat dibanding akhirat. Kalau nggak cerdas, bakalan tekor kita.

Maka di akhir tahun, marilah kita biasakan diri untuk muhasabah. Look inward. Self reminding. Sudah cukup banyakkah bekal kita untuk akhirat? Pintu dari kehidupan akhirat adalah kematian. Allah Ta’ala berfirman: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu kembali.” (QS. Al-Anbiya‘: 35).

Abdul Ghofur, Direktur Utama PPPA Daarul Qur'an