Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Puasa Adalah Sebuah Proses Perubahan

16 April 2021   415
Image

Pernahkah kita memperhatikan seekor kupu-kupu? Pada proses metamorfosisnya, kupu-kupu yang begitu indah dipandang, diawali dengan seekor telur, lalu menjadi sebuah ulat.

Seperti yang kita ketahui bersama, banyak sekali dari kita semua mempersepsikan ‘ulat’ dengan sebuah persepsi yang buruk. Ulat sering memakan daun-daun yang hambar. Ulat juga dapat memberikan dampak yang tidak baik bagi kulit tubuh manusia, jika terkena ulat tubuh kita bisa menjadi gatal dan menjadi bentol.

Ketika melihat seekor ulat tak jarang kita merasa jijik dan takut. Bahkan jika ada seekor ulat masuk ke dalam rumah kita, tanpa rasa ragu rasanya ingin segera menjauhkan, bahkan mungkin ingin membuang ulat tersebut.

Tapi yang harus kita sadari, ketika ulat mengalami proses metamorfosis menjadi seekor kupu-kupu yang indah, terdapat sebuah hikmah yang dapat kita ambil dari proses tersebut. Sebuah proses metamorfosis puasanya seekor ulat dalam menjadi kupu-kupu yang memakan waktu 14 hingga 16 hari.

Lalu bagaimana dengan manusia?

Allah subhanahu wata’ala ingatkan dalam surah Al-Baqarah ayat 183:

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa"

Dari sini kita bisa melihat dan menyadari ada sebuah korelasi bahwa manusia juga sama seperti prosesnya sebuah ulat yang menjadi kupu-kupu, yang melalui proses puasa selama 14 hari hingga 16 hari. Allah subhanahu wata’ala mengingatkan manusia untuk memacu dirinya dalam sebuah proses puasa di bulan suci Ramadan selama kurang lebih 30 hari lamanya.

Untuk apa Allah memperintahkan hal itu? Jawabannya seperti yang tertera dalam ayat di atas, yakni untuk menjadi orang-orang yang bertakwa, untuk menjadi orang-orang yang selalu mau menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangannya.

Indah sekali ketika membayangkan di mana manusia memasuki ke dalam ‘kepompongnya’ bulan suci Ramadan. Dalam prosesnya manusia berubah menjadi seorang yang lebih baik, menjadi seorang yang sempurna karena melalui proses yang bernama bulan suci Ramadan. Sama halnya seperti sebuah ulat, ada sebuah proses yang dijalani antara keduanya untuk menjadi sesuatu hal yang lebih baik dari sebelumnya. Jika ulat akan menjadi seekor kupu-kupu yang indah setelah melewati masa metamorfosis, sedangkan manusia berusaha menjadi pribadi yang lebih baik ketika bulan suci Ramadan datang.

Memang harapannya ketika kita keluar dari bulan suci Ramadan, seharusnya kita menjadi pribadi yang lebih baik dalam berbagai hal. Menjadi pribadi manusia yang jauh berbeda dibandingkan bulan-bulan lainnya. Boleh jadi sebelum Ramadan kita banyak melakukan banyak melakuka perbuatan lalai kepada Allah, boleh jadi sebelum Ramadan kita begitu banyak maksiat dan boleh jadi sebelum Ramadan kita mungkin salat, namun salat kita selalu telat.

Tapi setelah Ramadan, proses puasa itu membentuk diri kita menjadi orang yang sempurna, yakni orang yang selalu bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala, orang yang mampu menahan dirinya dari hawa nafsu, menjadi orang yang menahan gerak kakinya untuk berjalan kepada kemaksiatan, orang yang mampu menahan matanya untuk melihat hal yang tidak diinginkan oleh Allah subhanahu wata’ala.

Itulah sebuah perbandingan, sebuah pembelajaran yang dapat kita ambil dari sebuah proses metamorposis seekor ulat.

Mari selalu kita manfaatkan apa yang menjadi kesempatan di bulan suci Ramadan ini. Sungguh rugi rasanya, jika dalam bulan suci Ramadan ini kita tidak mengambil kesempatan sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan kualitas amal dan ibadah kita. Maka janganlah kita menjadi golongan orang-orang yang merugi di bulan suci Ramadan ini.

Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini dan semoga juga bulan Ramadan tahun ini bisa kita lewati lebih baik dari Ramdan tahun-tahun sebelumnya. Dan mudah-mudahan ibadah kita semata hanya ditujukan untuk  beribadah karena Allah subhanahu wata’ala. []