Oleh: Ustadz Syaiful Bahri (Asatidz Daarul Qur'an)
Sayyidah Aisyah tinggal bersama nabi pada tahun ke-2 hijriyah di Madinah al-Munawarah. Bapak Ibu yang biasa berangkat umrah mungkin teringat ketika berada di Raudah Assyarifah, dulu nabi membangun Masjid Nabawi di awal kiblatnya menghadap kemana? Ke arah Baitul Maqdis, kearah Aqsa, dan beliau membangun rumah istri-istrinya di bagian belakang sisi kanan. Jadi di Raudah Assyarifah ada rumahnya siapa? Ada rumahnya Sayyidah Aisyah, kemudian disampingnya ada rumahnya Sayyidah Saudah, lalu ada rumah Sayyidah Hafsah, terus sampai ke babunnisa'. Rumah istri-istri nabi berada di sisi sebelah kanan, ketika kiblat mengarah ke Aqsa.
Namun ketika ada perpindahan kiblat, otomatis berubah. Posisi kiblatnya ke arah selatan, ke arah Ka'bah, ke arah Mekah al-Mukaramah. Kemudian rumah itu berada di sisi kiri, bagian depan sebelah kiri. Jadi kata nabi, "Antara rumahku dan mimbarku adalah taman-taman surga."
Rumah Sayyidah Aisyah memiliki dua pintu, pintu yang pertama ke arah Raudah dan pintu utara ke arah rumahnya. Saat nabi mengisi ta'lim, beliau tidak pernah membelakangi kiblat, beliau menyender ke rumah Sayyidah Aisyah. Sehingga bisa dibayangkan banyak sekali ilmu-ilmu yang didapatkan oleh ibunda kita Aisyah sehingga dalam periwayatan hadis. Sayyidah Aisyah meriwayatkan kurang lebih 2.210 hadis, ini luar biasa karena posisi beliau memang disamping Raudah. Bahkan ketika 'itikaf, sebagian badan nabi berada di Raudah dan sebagiannya lagi masuk ke kamar Sayyidah Aisyah.
Pertanyaannya sekarang, para suami pernah gak disisirin sama istri atau para istri pernah gak menyisiri suaminya? Sesekali bisa kita coba. Nabi sering disisir Sayyidah Aisyah ketika nabi dalam keadaan 'itikaf, dan otomatis apa yang di sampaikan nabi kepada sahabat-sahabtanya, Sayyidah Aisyah mendengar dan menyimak betul. Sehingga Sayyidah Aisyah paling banyak meriwayatkan hadist daripada istri-istrinya yang lain. (Bersambung ke bagian tiga)