Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Rumah Tangga ala Rasulullah (Bagian 3)

15 May 2020   499
Image

Oleh: Ustadz Syaiful Bahri, Lc (Asatidz Daarul Qur'an)

Ada kisah menarik yang disampaikan oleh Abbas al Aqqad dalam Abqariyah Ash-Shiddiq, tentang sebuah syair yang dihafal aisyah dan dipelajari dari ayahnya. 

Jadi kisahnya begini. Suatu hari ketika cuaca panas, Rasul Saw memperbaiki sandal Aisyah. Dari dahinya keluar keringat yang mengalir ke pipi. Aisyah memperhatikannya dari dekat seolah-olah teringat sesuatu. Rasul pun berkata, "Apa yang membuatmu tercengang?" Jawab Aisyah, "Seandainya Abu Kabir Al-Hadzly melihatmu, pastilah dia tahu bahwa engkaulah yang paling pantas atas kata-katanya." Apa yang dia katakan? Aisyah menjawab dengan lantunan syair:

Menghilangkan setiap debu pada dinding
Dan kerusakan pada susu dan penyakit yang akut
Jika engkau memandangku, wajahnya akan tersenyum
Bercahaya bagai kilatan petir yang menyambar

Seketika Rasulullah berdiri dan mengecup kening Aisyah seraya berkata, ”Engkau telah mengembirakanku Aisyah. Semoga Allah mengembirakanmu."

Subhanallah. Diantara sisi kehidupan Nabi Saw bersama Sayyidatuna Aisyah ra, ada juga diceritakan bahwa ketika usia 18 tahun, Sayyidah Aisyah paling banyak meriwayatkan hadis karena kecerdasannya yang luar biasa. Ingatannya cukup kuat. Kurang lebih sebanyak 2.210 hadis dihafalnya dan diajarkan kembali kepada para sahabat dan tabi'in.

Disebutkan, murid beliau berjumlah kurang lebih 200 orang berasal dari kalangan sahabat dan tabi'in. Ketika Nabi Muhammad Saw wafat, Sayyidah Aisyah mengisi ta'lim Quran, hadis dan sebagainya di rumahnya. Bahkan, imam Hafizh Almundziry, periwayat hadits yang sangat terkenal serta imam Ibnul Qayyim Aljauzi tak megingkari bahwa sebagian dari guru-guru mereka adalah wanita.

Abu Bardah bahkan pernah mengatakan, “Apabila ada sebuah permasalahan yang tidak diketahui di zaman sahabat, maka kami bertanya kepada Aisyah, dan kami memperoleh ilmu dari beliau”.

Seorang sahabat yang lain mengatakan, "Saya tidak mengetahui ada orang yang lebih berilmu tentang Al-Qur'an, faraidh(ilmu waris), halal dan haram, syair, sejarah, dan nasab kecuali Aisyah."

Bahkan, Sayyidah Aisyah juga dimintai nasehat dan pandangan aisyah untuk mengangkat khalifah setelah Umar, karena khawatir terjadinya fitnah. Saat Umar bin khatthab menjelang wafat, ia berkata kepada Abdullah (anaknya), “Pergilah kepada Aisyah, sampaikan salamku padanya, dan mintakan ijin agar aku diperbolehkan dimakamkan di rumahnya bersama Rasulullah dan Abu Bakar."

Maka Abdullah pun mendatangi Aisyah dan menyampaikan pesan ayahnya. Aisyah mengatakan, "Baik dan ini adalah sebuah kemuliaan.” Beliau melanjutkan, “Wahai anakku, sampaikan salamku kepada Umar, dan katakan padanya jangan tinggalkan umat Muhammad tanpa pimpinan. Pilihlah khalifah bagi umat dan jangan tinggalkan umat dalam keadaan sia-sia setelahmu, karena aku takut terjadi fitnah atas umat ini.”

Masya Allah, betapa agungnya sikap Ibunda Aisyah. Ia tak hanya sebatas melihat tentang semakin dekatnya kematian Umar dan tentang masalah di mana Umar akan dimakamkan, namun ia juga mengkhawatirkan bagaimana kehidupan umat Islam setelah Umar meninggal. Dari sini terlihat keluasan pandangan, jauhnya pemikiran ke depan, dan sekaligus perhatian yang sangat besar tentang urusan umat Islam. Ibunda Aisyah telah menunjukkan tingginya derajat kaum wanita dengan kecerdasannya.

Sudah bayar zakat fitrah? Tunaikan di sini.