Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Ikah, TKW Cianjur di Gaza, Empat belas Tahun Tak Bisa Mudik

22 March 2014   214
Image


‘"Alhamdulillah, abdi reseup pisan ketemu orang Indonesia," ujar Ikah Subaikah (46) kepada relawan Daarul Qur’an Gaza, Abdillah Onim, yang menemuinya di Nusairot, Gaza Tengah, Sabtu 22 Maret 2014 waktu setempat.

Wanita bernama lengkap Ikah Subaikah binti Jamal Jayadi itu berasal dari Desa Cimuncang,  Sukaraja, Sukabumi, Jawa Barat.

Ikah menuturkan, setelah suaminya wafat limabelas tahun silam, ia memutuskan untuk menerima tawaran bekerja di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW).

‘’Maklum, saya harus menghidupi empat anak, jadi biar jauh juga saya lakoni,’’ katanya.
Pada tahun 2000 Ikah diberangkatkan ke Gaza lewat Jordania, lalu menyambung ke Bandara Internasional Gaza di Rafah Selatan. Saat ini bandara tersebut sudah di tidak ada karena dibom Israel.

Ketika itu, Gaza belum diblokade Israel seperti sekarang. Sehingga, Ikah relatif gampang memasuki Palestina yang masih di bawah  pimpinan Presiden Yasser Arafat (almarhum) alias Abu Ammar.

Dengan Bahasa Indonesia campur Bahasa Sunda yang masih medok, Ikah menuturkan saat ia baru tiba di Gaza, rakyat Palestina masih bersatu. Mereka bahu-membahu melawan pendudukan Israel melalui Intifadah.

Di Gaza, Ikah bekerja pada keluarga Hajjah Ummu Muhammad, perempuan Gaza yang ditemuinya saat transit di Jordania. Majikan Ikah sangat baik, sehingga TKW asal Indonesia ini betah bersamanya selama 14 tahun hingga kini.

‘’Semua anggota keluarga Ummu Muhammad sangat baik,’’ katanya.

Ummu Muhammad pun senang dengan Ikah. ‘’Saat kami bertemu Ikah di Jordania, saya dan suami sepakat mengajak Ikah ke Gaza untuk bekerja di rumah kami sebagai pembantu rumah tangga. Alhamdulillah Ikah orangnya baik, jujur, dan menjaga amanah. Perhiasan, uang, dan harta kami tetap utuh walau kami letakkan begitu saja di rumah,’’ tutur Ummu Muhammad.

Ia menambahkan, Ikah juga agamanya bagus, selalu membaca Alquran, sholat 5 waktu tak pernah putus. ‘’Bahkan saat ini Ikah sudah banyak menghafal ayat Alquran.’’
Kini, Ikah sudah dianggap seperti anak sendiri oleh Keluarga Ummu Muhammad. Ia misalnya, tidak lagi boleh membuang sampah ke luar rumah.

‘’Jika saya dan suami bepergian keluar negeri seperti ke Jordan dan Mesir, maka Ikah sendirian menjaga rumah. Pulangnya, kami selalu membawakan hadiah buat Ikah seperti kalung emas dan perhiasan lainnya,’’ ungkap Ummu Muhammad.

Abdillah Onim menemui Ikah berdasarkan informasi dari kawan-kawannya di Indonesia perihal adanya TKW di Gaza. Mengajak istrinya, Rajaa Al Hirthani, dan putri mereka Marwiyah Filind (2), Abdillah Onim akhirnya bertemu Ikah di rumah Ummu Muhammad.

Di akhir perbincangan, Ikah mengungkapkan kerinduannya pada keluarga dan kampung halaman yang sudah 14 tahun tak pernah ditemuinya.

‘’Selama 14 tahun saya hanya bisa mengirim kabar dan uang untuk keluarga di Cianjur. Saya kangen sekali, tapi tidak bisa pulang kampung karena paspor saya sudah habis masa berlakunya,’’ tutur Ikah sambil berurai airmata.

Ia berharap, KBRI di Mesir atau KBRI Jordan dapat membantunya memperpanjang paspor, sehingga bisa cuti pulang kampung menjenguk anak-anaknya.