Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Keterbatasan Fisik Bukan Alasan untuk Bermalas-malasan

30 July 2020   237
Image

Masih ingatkah dengan sosok Ustadz Alim? Seorang pejuang dakwah dan marbot masjid yang tinggal di daerah Salaman Mloyo, Semarang Barat. Ustadz Alim yang memiliki nama lengkap Muhammad Alim ini merupakan seorang marbot sekaligus guru ngaji di Masjid Baetussalam.

Keterbatasan fisik sejak lahir pada kedua kaki dan tangan nyatanya tak membuat pria 35 tahun itu berkecil hati. Justru dari keterbatasannya, ia tetap bersemangat untuk terus beraktifitas dan berbagi, terlebih untuk setiap kegiatan-kegiatan dakwah.

Setiap hari, ia tak pernah luput untuk menunaikan tanggung jawabnya di masjid yakni menjaga kebersihan tempat ibadah serta mengumandangkan adzan setiap tiba waktu sholat. Meski harus susah payah menyusuri jalan dengan kondisi kaki yang tidak tumbuh sempurna, namun ini bukan alasan bagi Ustadz Alim untuk meninggalkan kewajibannya.

Di tengah pandemi dan  momen menjelang hari Raya Idul Idha 1441 H ini, ia pun begitu semangat berjuang demi keluarganya. Ustadz Alim kini menjual hewan qurban. Ikhtiar menjual hewan qurban ini ia niatkan untuk ibadah dan menjemput rezeki-Nya.

"Allhamdulillah, saya mencoba usaha menyediakan hewan ternak ini sudah ada 10 tahun, setiap momen Idul Qurban tiba. Niat saya yang pertama ibadah, pengin membantu para warga yang mau berqurban khususnya warga di sini, selain itu juga pengin belajar menjemput rezeki lewat berdagang seperti Rasulullah," tutur Ustadz Alim.

Sosok Ustadz Alim merupakan satu dari banyak orang yang tetap berjuang menjalani kehidupan meski keterbatasan dalam fisiknya. Darinya dapat dipetik hikmah bahwa hidup tak akan berubah hanya dengan meratap, namun harus diperjuangkan karena memiliki orang-orang terkasih di sekelilingnya. []