Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Yuk, Bantu Santri Gaza yang Mengaji di Gudang

08 April 2014   232
Image

Salah satu ‘’produsen’’ Penghafal Qur’an di Gaza adalah Hj Suad Ali Yusuf. Warga Jabalia City, Gaza Utara, berusia 56 tahun ini seorang hafidzah sejak berumur 40 tahun. Dari 11 anaknya, sebagian sudah jadi penghafal Al Qur’an juga. Salah satu dari mereka yang bernama Rajaa Al Hirthani, disunting Abdillah Onim dari Maluku, Indonesia, pada 2011. 

Hj Suad yang seorang rumahtangga yang aktif di majlis-majlis ta'lim di masjid khusus wanita, ingin memiliki kader sebanyak-banyaknya. Maka, sejak 2004, ia membuka Markaz Tahfidz Qur’an di rumahnya, tepatnya di lantai dasar yang selama ini berfungsi sebagai gudang. Markaz ini khusus santri putri.
Suad berkeinginan agar para santri kelak menjadi ibu-ibu salihah yang menjadi madrasah Qur’an bagi anak-anaknya.

Semula, Markaz Tahfidz Hj Saud memiliki 20 santri. Belakangan terus bertambah hingga mencapai 45 anak. Agar lebih efektif, Hj Saud mempekerjakan seorang guru Tahfidz. Ia sendiri yang menggaji guru ini beserta biaya operasional Markaz-nya.

Santri Markaz berusia 5 hingga 20 tahun. Di luar jam madrasah, santri yang masih bersekolah menyetor hafalannya pada pagi dan sore hari. Selain itu, ada juga halaqoh khusus kaum ibu di sore harinya.
Tak pelak, setiap hari rumah Hj Saud ramai dengan santri belia hingga orang tua.

Ketika jumlah santri melebihi 50 anak, Hj Suad kembali menambah seorang guru. Untuk biaya operasional, ia mendapat bantuan dari salah satu LSM lokal di Gaza.

Namun bantuan tersebut hanya bertahan selama setahun. ‘’Mereka mengaku tidak punya dana lagi untuk menggaji guru,’’ ungkap Hj Saud seperti ditirukan Onim Abdillah, Koordinator Rumah Tahfidz Daarul Qur’an Gaza.

Melalui ikhtiar Onim, alhamdulillah ada seorang pemilik sebuah Rumah Sakit di Pekanbaru yang bersedia menanggung kafalah para pengajar, membelikan Al Qur’an, merenovasi WC di gudang, serta memberi hadiah buat para santri yang umumnya dari keluarga dhuafa setempat.

Setelah berlangsung selama dua tahun, bantuan tersebut juga berhenti. ‘’Setelah memberi bantuan selama dua tahun, pada akhir Maret 2014 ini donatur Markaz menyatakan sudah tidak dapat melanjutkan bantuannya,’’ ungkap Onim sambil menyampaikan terima kasih atas bantuan donatur tersebut.

Menurut Onim Abdillah, setiap tahun Markaz Tahfidz Putri Gaza membutuhkan dana operasional sekitar Rp 45 juta. Dana ini untuk kafalah 3 Ustadzah dan hadiah berupa cokelat dan buku untuk para santri yang paling berprestasi menghafal Al Qur’an dengan cepat.

Selain itu, dana juga dibutuhkan untuk menggelar mukhoyyam shoifiyyah atau pesantren liburan sekolah. Pesantren tahunan ini biasanya diikuti sekitar 200 anak.

Direktur PPPA Daarul Qur’an, Ustadz Tarmizi As Shidiq, mengajak masyarakat untuk memobilisasi sedekah guna mempertahankan keberlangsungan Markaz Tahfidz Qur’an Putri Gaza. ‘’Insya Allah, para donatur juga akan mendapat pahala dari setiap huruf Al Qur’an yang dibaca dan dihafal para santri Tahfidz,’’ katanya.

Sedekah silakan melalui Rekening BCA nomor 6030308059 atas nama Yayasan Daarul Qur’an Nusantara.