Apa itu Nuzulul Qur’an?
Seperti yang sudah kita ketahui bersama, bulan suci Ramadan merupakan salah satu bulan yang memiliki banyak keberkahan di dalamnya. Bulan ini juga begitu dinanti kedatangannya setiap tahun oleh para umat Muslim. Di bulan suci Ramadan juga terjadi sebuah peristiwa bersejarah yang sangat penting bagi umat Islam yakni Nuzulul Qur’an. Lantas apakah sebenarnya itu Nuzulul Qur’an?
Seperti yang sudah kita ketahui bersama, bulan suci Ramadan merupakan salah satu bulan yang memiliki banyak keberkahan di dalamnya. Bulan ini juga begitu dinanti kedatangannya setiap tahun oleh para umat Muslim. Di bulan suci Ramadan juga terjadi sebuah peristiwa bersejarah yang sangat penting bagi umat Islam yakni Nuzulul Qur’an. Lantas apakah sebenarnya itu Nuzulul Qur’an?
Nuzulul Qur’an merupakan sebuah peristiwa dimana diturunkannya Al-Quran ke bumi melalui perantara Jibril AS. Dalam proses turunnya Al-Qur’an, menurut Manna’ al-Qaththan, terdapat dua mazhab di kalangan para ulama mengenai pemahaman tentang proses terjadinya peristiwa turunnya Al-Qur’an, yaitu:
- Pendapat yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas dan sejumlah ulama, menjelaskan bahwa yang dimkasud dari turunnya Al-Qur’an ialah turunnya Al-Qur’an secara berkala ke Baitul ‘Izzah di langit dunia untuk menunjukan kepada para malaikat betapa besar masalah ini, dan selanjutnya Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad, secara bertahap selama dua puluh tiga tahun sesuai dengan beberapa peristiwa yang mengiringi Rasulullah sejak diutus hingga wafatnya.
- Pendapat yang disandarkan pada al-Sya’bi bahwa permulaan turunnya Al-Qur’an dimulai pada Lailah al-qadr di bulan Ramadan, malam yang penuh dengan keberkahan. Sesudah itu turun secara bertahap sesuai dengan peristiwa yang mengiringinya selama kurang lebih dua puluh tiga tahun. Dengan demikian, Al-Qur’an hanya memiliki satu macam turun, yaitu turun secara bertahap kepada Rasulullah, sebab hal itu juga tertera dalam Al-Qur’an.
“Dan Al-Qur’an itu Telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian” (QS. Al-Isra’: 106).
Nuzulul Qur’an sendiri terdiri dari kata nuzul dan Al-Qur’an yang berbentuk idafah. Penggunaan kata nuzul dalam istilah nuzulul Qur’an (turunnya Al-Qur’an) tidaklah dapat kita pahami maknanya secara harfiah, yaitu menurunkan sesuatu dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, sebab Al-Qur’an tidaklah berbentuk fisik atau materi.
Tetapi pengertian nuzulul Qur’an yang dimaksud adalah pengertian majazi, yaitu penyampaian informasi (wahyu) kepada Nabi Muhammad dari alam gaib ke alam nyata melalui perantara malakikat Jibril AS.
Peristiwa Nuzulul Qur’an banyak diperingati oleh umat Muslim di seluruh penjuru dunia. Di beberapa negara Arab, biasanya mereka melakukan tradisi syiar atau menyemarakan bulan suci Ramadan. Salah satu kegiatan yang dilakukan biasanya dengan memperingati malam Lailatul Qadar yang biasanya serempak dirayakan pada malam ke-27.
Berbeda dengan negara-negara Arab, di berbagai daerah di Indonesia, dalam menyambut malam nuzulul Qur’an di malam ke-17, umat Muslim di negeri ini menggelar berbagai macam acara, ada yang memperingatinya dengan pengajian umum hingga pentas kesenian.
Namun, terdapat perbedaan pemahaman antara umat Muslim di Indonesia dengan beberapa negara jazirah Arab mengenai malam Lailatul Qadr dan juga malam Nuzulul Qur’an. Sejatinya, kedua peristiwa ini tak bisa terpisahkan.
Jika dilihat dalam sejarahnya, mengapa di Indonesia perayaan malam Nuzulul Qur’an jatuh pada malam ke-17 Ramadan, semua itu tak lepas dari keputusan Presiden Soekarno yang kala itu menerima saran dari Buya Hamka untuk memperingati Nuzulul Quran setiap malam ke-17 karena bertepatan dengan tanggal kemerdekaan Indonesia serta sebaggai bentuk syukur atas kemerdekaan yang telah diraih bangsa Indonesia.
Mari kita sambut malam Nuzulul Qur’an di bulan Ramadan 1443 H ini dengan terus memperbanyak ibadah kepada Allah, seperti tadarus Al-Qur’an, beritikaf di masjid, memperbanyak zikir kita dan amalan-amalab kebaikan lainnya.
Dukung perjuangan santri penghafal Qur'an bersama Laznas PPPA Daarul Qur'an. Klik di sini untuk berdonasi!
Narasumber: KH. Ahmad Kosasih, Pimpinan Dewan Syariah Daarul Qur’an