Setelah Mukena Risna Berganti
Rombongan puluhan santriwati tetiba hadir di tengah obrolan asyik antara saya dan Pak Habib, seorang mantri yang kini membesarkan puluhan santriwati yatim piatu di Borobudur. Sekitar tiga puluh lima santriwati usia belasan tahun duduk bersila, siap menerima celoteh dari kami yang hadir menjelang Ashar pada Selasa (4/4), hari kedua belas Ramadhan 1444 H. Pak Habib yang sejak setengah jam lalu sudah asyik mengisahkan perjalanan pendidikan kesehatan dan belajar agamanya di Makassar tahun 90-an lalu, langsung menyiapkan para santriwati untuk menyimak tuturan kami dari PPPA Daarul Qur’an Perwakilan Yogyakarta selepas sholat Ashar.
Ustadz Wafiq pun menyampaikan keutamaan-keutamaan amal pada bulan Ramadhan, dilanjut saya yang memberikan gambaran bagaimana hidup bersama Al-Qur’an bisa membawa kita ke ruang dan dimensi yang tidak pernah dikira sebelumnya, bahkan jauh melampaui. Ada beberapa sumringah di antara tiga puluh lima santriwati. Beberapa sepertinya sudah membayangkan pintu gerbang Universitas Ummul Qura dan Al-Azhar yang saya digambarkan.
Salah satu sumringah terlihat dari seorang santri berusia dua belas tahun. Wajahnya ceria, Risna namanya. Risna Manfaati lengkapnya, masih kelas lima Sekolah Dasar di Kecamatan Borobudur, Magelang. Ada yang hebat dari Risna. Di antara murah senyum dan cerianya, Risna sudah sejak usia dua tahun tinggal di Panti Asuhan Fatimah Azzahra yang dikelola Pak Habib. Ibunda Risna telah lama wafat dan ayahnya menyusul setelah struk yang lama diderita, Pak Habib pun membesarkan Risna.
Risna juga termasuk anak yang cerdas, di tengah perjuangannya menjadi dewasa, Risna banyak membaca ensiklopedia sains dan sosial juga Al-Qur’an serta kitab-kitab penunjang lainnya. Risna belum bercita-cita menjadi apa kelak, namun obrolan sore bersamanya kami menitipkan pesan bahwa satu bulan lagi kami akan kembali untuk menerima setoran hafalan Surat Al-Mulk dan pernyataan tentang cita-cita Risna. Raut muka bingung sekaligus bahagia terlihat, Risna akhirnya mengiyakan penuh semangat.
Menjelang jam lima sore, Risna berpamitan. Ia menuju sekolahnya, bertemu kawan-kawan untuk berbuka puasa bersama. Jalannya sedikit meloncat-loncat, agaknya Risna berbahagia mendengar pesan semangat dan tantangan satu bulan ke depan. Sambil tersenyum Risna menyapa kami kembali, dan berkata, “kemarin baru saja bilang mukenanya sudah bolong-bolong dan robek. Andai dapat mukena baru.” Allahu akbar, barangkali doa dari Risna yang menggerakkan kami ke Panti Asuhan Fatimah Azzahra untuk berbagi mukena baru dan mushaf Al-Qur’an baru dari Beramaljariyah.org untuk seluruh penghuni panti. Kami belajar, ini semua tentang ikhlas dan mustajabnya doa-doa yang bisa dirasakan untuk orang-orang sekitar kita.
Menjelang Maghrib kami benar-benar berpamitan untuk melanjutkan perjalanan. Ada doa dan harap Pak Habib agar para santriwati tetap didampingi PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta untuk melanjutkan dan memperbaiki hafalan Al-Qur’annya. Tentang harapan dan keyakinannya bahwa Al-Qur’an akan memperjalankan para santriwati yang mengakrabinya kepada jalan-jalan yang tidak pernah disangka sebelumnya. Juga tentang motivasi, semangat, dan kebahagiaan Risna dan puluhan santriwati lain setelah mukena sobek berlubangnya berganti mukena baru hari ini.
Salam,
Maulana Kurnia Putra, Amil Zakat PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta