Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Beraksi di antara Galodo dan Gempa

21 October 2009   2826
Image

Kamis siang, 15 Oktober lalu, itu Tim MQ bermaksud mengunjungi lokasi Ponpes Prof Hamka di Desa Batunanggai, Maninjau, Kec Tanjung Sari, Agam, Sumatera Barat, untuk validasi data dan dokumentasi.

PPPA Daqu berniat membantu mendirikan pesantren darurat Ponpes Prof Hamka. Rencananya, Yayasan Ponpes Prof Hamka akan membangun komplek ponpes sementara di areal Masjid Syekh Amrullah di Nagari Sei Batang, Maninjau.

‘’Kami berniat membuat 24 lokal darurat masing-masing berukuran 5x6 m2 untuk ruang kelas, asrama, tata usaha, ruang guru, dan rumah pimpinan pesantren,’’ tutur Zainul Arifin, Direktur Yayasan Ponpes Prof Hamka. Ia menambahkan, konstruksi lokal terdiri dari umpak dan bedeng berdinding triplek beratap seng.

Nah, saat Tim MQ berangkat menengok bekas Ponpes di Batunanggai, mendung tipis sudah memenuhi langit. ‘’Sebenarnya saya sudah waswas ketika kawan-kawan berangkat ke sana, karena cuaca mendung. Kalau turun hujan, jalanan menuju lokasi sangat rawan kena longsor lagi,’’ ungkap Arifin.

Alhamdulillah, ketika galodo benar-benar turun, Tim MQ yang terdiri Amir Al Hakim, M Yamin, dan Alfi (MDN Padang) serta Ustadz Fuad dari Ponpes Hamka sebagai penunjuk jalan, sudah selamat tiba di Sei Batang yang aman.

Kisah Tengku Tandikek

Jumat (16/10), Tim MQ menembus Gunung Tigo di Tandikek, Kabupaten Pariaman. Diantara reruntuhan dan kuburan massal yang menimbun warga tiga kampong setempat, Tim MQ menjumpai seorang lelaki tersisa. Tengku (Guru) nama panggilannya.

Saat bukit longsor pada 30 September pukul 17.45 WIB, keluarga Tengku turut terbenam lumpur beserta seisi rumah. Tengku dan istri berhasil meloloskan diri dari kubangan lumpur. Namun orangtuanya tidak bisa terselamatkan karena kepalanya nyungsep terbenam lumpur.

“Ini murka Allah. Karena Rumah-Nya tidak dimakmurkan sehingga sepi dan hanya sebagai hiasan megah,” tutur Tengku dengan nada emosional. Walau trauma terus membayangi, namun Tengku bersyukur karena dirinya masih diberikan umur panjang.

Keajaiban yang ia dan istri alami, diyakininya lantaran keikhlasannnya mengajar ngaji anak-anak kampung. “Alhamdulillah, Ambo sudah ngajar ngaji sejak 1975 sampai sekarang. Ambo terpaksa menarik uang minyak Rp 700 rupiah/anak setiap minggunya untuk membantu membayar listrik,” Tengku menuturkan.

Ia terisak saat mengenang sebagian besar santrinya yang tewas tertimbun longsor Gunung Tigo. Kini, Tengku tinggal di rumah adik iparnya di daerah Pasar Tandikek. Dia terus mencari pekerjaan karena ladangnya musnah tertimbun longsor.

Menghibur Yatim-Piatu Untuk kesekian kalinya, Sabtu (17/10), MQ membangkitkan semangat dan keceriaan anak-anak Ranah Minang. Kali ini anak-anak Panti Asuhan Birrul Walidain di Pakansinayan, Padang Panjang.

‘’Alhamdulillah, kehadiran Mobile Qur’an melengkapi kemeriahan walimatus safar tiga pengurus Yayasan yang akan menunaikan ibadah haji,’’ sambut Hj Asma Malim, ketua Yayasan Birrul Walidain yang juga ketua Dewan Dakwah Sumbar. Lantaran hujan, aksi MQ dipindahkan ke dalam ruangan.

Selama satu jam, Kak Thoyib menemani para santri. Mereka berdialog, bercerita, menyanyi, dan tertawa bersama. Pukul 17.00, Tim Mobile Qur’an pamitan setelah menikmati hidangan khas Minang yang menggoyang lidah. Menuju posko di Toboh Gadang, Padang Pariaman, MQ bermaksud melewati Lembah Anai, Padang Panjang. Awak MQ dag-dig-dug tatkala terjebak macet akibat hujan lebat dan padatnya lalu lintas di kaki bukit. Tatapan mata mereka tak berkedip pada aliran air berwarna coklat di atas tebing yang meluncur deras. Apalagi, di daerah ini sering terjadi kecelakaan lalu lintas akibat gempuran longsor.

Perlahan, MQ lepas dari lembah yang rawan itu. Dan, subhanallah, tak lama setelah MQ berlalu, terdengar berita bahwa longsor di tempat tadi telah meluncur dan menghajar dua buah mobil di bawahnya. Tiga penumpang tewas.

“Insya Allah, doa anak-anak yatim piatu yang kita temani, telah membentengi kita dari ancaman celaka,’’ tutur Amir Al Hakim, diamini awak MQ yang lain. [gallery link="file"] Gempa Lagi!

Senin (19/10), baru 30 menit Tim MQ PPPA tiba di Posko Padang Pariaman usai beraksi di Kota Padang. Grggghhh, mendadak bumi tempat berpijak berderak akibat guncangan gempa berkekuatan 5,3 Skala Richter pada pukul 23.45 WIB.

Kontan, semua penghuni Posko berhamburan keluar rumah menyelamatkan diri. Tak lupa, Alfi dari MDN Padang, membangunkan nenek pemilik rumah dan mengajaknya keluar rumah. Amir dan kawan-kawan dibantu relawan Yayasan Anak Cendekia Indonesia, lalu mendirikan tenda di halaman rumah yang luas. Mereka memilih tidur di tenda untuk menghindari kemungkinan dampak gempa susulan.

Namun, si nenek pemilik rumah, ogah diajak mengungsi ke tenda. Dia sudah pasrah, untuk sehidup semati dengan rumahnya yang luas dan berlantai dua serta dalam keadaan kosong.

Apa boleh buat, malam itu Tim Posko gantian “begadang” untuk memantau dan mengantisipasi keadaan. Termasuk ikhtiar penyelamatan tuan rumah bila gempa mengguncang. Untunglah, hingga fajar menyingsing, permukaan bumi tak diganggu gempa. (aah/aya hasna)