Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

MQ Hibur Anak Ulakan Tapis dan Luar Parit

15 October 2009   3159
Image

Setelah berta’aruf, Ny Elina, kepala sekolah SDN 01 Ulakan Tapis, mempersilakan Mobile Qur’an beraksi di depan anak-anak kelas 4-6. ‘’Yah, kami kapan doong,’’ seru anak kelas 3 yang belum kebagian jatah. ‘’Insya Allah lain kali, kami masih agak lama kok di Sumatera,’’ jawab Kak Amir, pimpinan rombongan Tim PPPA Daqu-MDN Padang.

Bang Thoyib in action. Belum apa-apa, bahasa tubuhnya sudah mengundang senyum anak-anak. Apalagi ketika ia mulai membangkitkan semangat anak-anak korban gempa itu dengan diselingi joke-joke segar.

Para siswa terobati rasa penasarannya ketika Kak Thoyib mempersilakan mereka menikmati sajian audio visual Mobile Qur’an. Ada tayangan film, buku cerita, fasilitas internet, dan hadiah dari PPPA Daqu.

Sebelum Tim Mobil Qur’an berpamitan, Ny Elina meminta agar kunjungan hari itu bukan yang pertama dan terakhir. Ia juga menyampaikan keprihatinannya pada fenomena busana muslimah yang semakin tidak popular di kalangan generasi muda dan belia Sumatera Barat. Karena itu, ia mewajibkan diri dan para siswi untuk berjilbab di sekolah.

Sorenya, Mobile Qur’an menyambangi santri TPA Darul Muttaqien, Surau Luar Parit, Toboh Gadang Utara, Kabupaten Padang Pariaman. Ini merupakan kunjungan kedua, setelah sehari sebelumnya Tim menyampaiakan bantuan pengadaan pompa air untuk warag setempat. Meski diawali tanpa listrik, aksi Kak Thoyib berhasil menceriakan anak-anak. Remaja dan orang tua pun turut menyimak, dan tertawa atas kekocakan mentor Mobile Qur’an.

Setelah diesel hidup, Kak Thoyib beraksi dengan dukungan fasilitas audio visual. Para santri pun kian bersemangat, sehingga seolah lupa bahwa sebagian rumah keluarga mereka telah rubuh dihempang gempa. ‘’Kak, nanti malam datang lagi nggak?’’ tanya seorang anak dalam bahasa setempat pada Kak Amir ketika Tim bersiap meninggalkan tempat seusai acara.

Kak Amir celingukan, karena tak paham Bahasa Minang dialek Pariaman. Setelah si bocah ngomong dengan bahasa Indonesia, barulah dia ngeh. ‘’Oh,’’ kata Kak Amir, ‘’malam ini istirahat dulu. Lain waktu kita ke sini lagi ya.’’ (aya hasna)