Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Cinta Bersemi di Kampung Qur'an OeUe

21 November 2013   365
Image

Jam baru menunjukkan pukul 17.00 WIT. Namun, Abdul Muis Latif sudah melangkahkan kakinya menuju belakang masjid An-nur. Tak lama bunyi genset yang diletakkan di depan WC berderu kencang. Tak lama setelah listrik mengalir alunan surat Al-Waqiah mengumandang dari pengeras suara di Masjid An-nur,Kampung Qur’an OeUe Desa Mauleum, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Perawakannya kurus tinggi, dengan rambut panjang sebahu. Kacamata selalu menghiasi wajahnya. Ustad Muis begitu ia dipanggil. Sekilas tidak terlihat pemuda kelahiran Desa petunjungan, Brebes 23 tahun yang lalu itu adalah seorang hafidz. Perjalanan hidup membawanya sampai ke Kampung Qur’an Oe Ue, Desa Mauleum, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ustad Muis bercerita ia belajar menghafal Al-Qur’an di pesantren Miftahul Khairat, Karawang, Jawa Barat. Hanya dua tahun ia belajar penuh di pesantren tersebut. Sisanya ia belajar menghafal Al-Qur’an sambil berjualan bakso.

Setiap hari ia berdagang bakso yang dinamakannya ‘bakso cinta’. Nama bakso cinta diambil karena terinspirasi kisah di novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. Dengan menggunakan motor setiap hari ia berkeliling dari satu sekolah ke sekolah lainnya di daerah Karawang.

Namun aktivitas berdagang bakso tidak membuatnya melupakan target untuk menghafal Al-Qur’an. Di sela-sela berjualan ia menyempatkan untuk menghafal Al-Qur’an. Setiap setelah shalat dzuhur dan ashar ia menyempatkan untuk menyetor hafalan yang sudah di raihnya. Kisah lucu terjadi kala secara tidak sengaja ia ketahuan tengah menghafal Al-Qur’an oleh salah satu guru di pesantren yang hendak membeli baksonya.

“Sempat malu juga, karena awalnya gak mau diketahui sama kawan-kawan atau guru di pesantren” ujar Abdul Muis sambil tersenyum.

Ia mengatakan meski berjualan bakso sudah lancar dan banyak langganan namun timbul keresahan dalam hatinya. Ia resah dan khawatir hafalan Qur’an yang dengan susah payah dijalankan akan hilang.

“Meski kita bisa menghafal sambil berdagang namun rasanya banyak waktu yang terbuang jika terus seperti itu” tuturnya.

Ia pun disela-sela doa baik setelah shalat fardhu maupun shalat sunnah selalu menyelipkan doa agar dirinya bisa menjaga hafalan Qur’an ini dengan baik.

“Pokoknya saya minta ada aktivitas yang memang berhubungan dengan Al-Qur’an” tuturnya.

Ternyata Do’a itu bekerja. Diawal tahun 2013 ia mendapat kabar dari rekannya ustad Deni Irawan, pengasuh rumah tahfidz At-Taufik, Cikarang, bahwa PPPA Daarul Qur’an sedang mencari tenaga pengajar untuk ditempatkan di daerah pedalaman. Ia sempat berpikir apakah akan menerima tawaran ustad Deni tersebut.

“Akhirnya saya bertanya kepada guru saya dan mendapatkan ijin untuk menerima tawaran tersebut” tuturnya.

Maka, tanpa proses yang panjang, setelah melalui ujian, ia terpilih menjadi pengajar untuk mendampingi anak-anak di Kampung Qur’an Oe Ue menghafal Al-Qur’an. Awalnya ia sempat bertanya dimana daerah tersebut.

“Tapi saya bismillah saja. Insya Allah jika memang takdir Allah untuk mengirim saya kesana maka saya akan terima” ujar pria yang menjadikan jagung sebagai makanan pokok ketimbang beras ini.

Kini, ia bisa tersenyum. Setelah lebih kurang dari empat bulan mengajar anak-anak di Kampung Oe Ue sebanyak 11 santri sudah dapat mengkhatamkan juz 30. Meski menuju kesana tidak semudah yang dibayangkan. Kendala bahasa sempat menjadi kendala ustad Muis di awal-awal interaksi dengan santri.


“Terima kasih kepada semua yang telah berperan membantu perjalanan dakwah di Kampung OeUe ini. Semoga apa yang telah diikhtiarkan bisa mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah swt, dan selalu diberikan keberkahan dalam hidupnya” ujar ustad Muis.

Banyak mimpi yang ingin diraih ustad Muis di OeUe. Ia ingin juga anak-anak didiknya tidak hanya menjadi seorang penghafal Al-Qur’an namun juga ahli dalam ilmu-ilmu umum. Maka itu ia selalu memberikan motivasi kepada anak didiknya untuk selalu tekun belajar apapun kondisinya.