Bangkit dari Keterpurukan, From Zero to Hero
PPPA Daarul Qur’an menggelar kajian online melalui aplikasi zoom bertema “Bangkit dari Keterpurukan, From Zero to Hero“ pada Sabtu (18/7) malam. Dalam acara ini hadir sebagai pembicara utama Ustadz Hilman Fauzi dan dua entretainer sekaligus entrepreneur muda Lea Elfara serta Riezka Ramhatiana.
Lea Elfara menceritakan perjalanan karir dan bisnisnya. Bermula dari membuka butik di garasi rumah saat usianya 18 tahun, kini ia punya berbagai macam usaha seperti kuliner, properti dan pertambangan.
Namun, perjalanan mantan model itu tentu membutuhkan proses yang panjang dan tak selamanya mulus. Ada ikhtiar, jatuh bangun, kerja keras yang harus ditempuh. Sampai pada usia 26 tahun, ia sudah menjadi miliarder muda.
“Setiap manusia bisa berbisnis. Hanya saja kita mau mengambil kesempatan atau melewatkannya. Saya orang yang sangat tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Dan seorang pengusaha harus siap merasakan jatuh namun tetap survive untuk bangkit kembali,” ujar Lea.
Ia pun memiliki tips untuk bisa bangkit dari keterpurukan dari setiap ujian yang menerpa. Pertama tutur Lea, pastinya kembali kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintahNya yang wajib dan menghidupkan yang sunah. Tahajud, dhuha, sedekah sudah menjadi pegangan Lea setiap hari.
“Kemudian yang kedua adalah evaluasi diri menata kehidupan yang lebih baik. Selanjutnya, jadikan potensi diri sebagai kebaikan serta tetap berprasangka baik kepada Allah. Karena roda berputar, tak selamanya kita berada di bawah,” ucap Lea.
Begitu pula dengan Riezka Rahmatiana yang dilanda berbagai macam ujian. Mulai dari segala yang ia punya habis demi membayar kredit bank sampai permasalahan rumah tangga. Namun ia percaya Allah SWT selalu memberikan jalan keluar dan akan ada hikmah yang bisa dipetik dari setiap masalah.
“Riska percaya, hidup selalu ada masalah sampai mati pun akan ada masalah. Tapi bagaimana kita menghadapi dengan pasrah meminta jalan keluar terbaik kepada Allah,” tuturnya.
Sementara itu Ustadz Hilman Fauzi mengatakan, ujian adalah tanda cinta dari Allah SWT. Maka jika saat ini seorang muslim sedang dalam keadaan terpuruk, berarti Allah sedang menunjukkan cinta kepada hambaNya. Berhusnudzonlah Allah sudah menyiapkan sesuatu yang baik.
“Jangan gelisah karena kita enggak tau apa yang sedang Allah siapkan untuk kita. Kalau Allah berikan kita bahagia, berarti kita sedang diajarkan bersyukur. Jika Ia uji kita dengan kesedihan dan kehilangan maka Allah meminta kita untuk bersabar dan ikhlas. Maka sangat berutung hambaNya yang mengatasi segala ujian dengan keimanan kepadanya,” ujar Ustadz Hilman. (ara)