MasyaAllah! 55 Santri Tunanetra Ikut Ujian Tahfizh Wisuda Akbar 10
Sebanyak 7.914 santri dan santriwati dari berbagai rumah tahfidz hadir memadati wisuda akbar di Masjid Istiqlal. Para peserta adalah anak-anak berusia lima tahun sampai orang tua lanjut usia. Ada pula penyandang disabilitas yang tetap semangat menghafal Qur’an meski dalam keterbatasan.
Pagi yang cerah di Masjid Istiqlal menyambut para penghafal Al-Quran. Mereka adalah calon insan-insan mulia yang mengikuti Wisuda Akbar Ke-10 pada Ahad (30/10).
Penyelenggaraan Wisuda Akbar Ke-10 berlangsung di 11 lokasi di 10 provinsi di Indonesia. Pelaksanaan Wisuda Akbar Ke-10 dilangsungkan setiap tahun karena begitu banyak yang menantikan gelaran ini. Semangat dan antusias umat muslim di Indonesia sangat besar untuk menghafal Al-Qur'an.
Sebanyak 7.914 santri dan santriwati dari berbagai rumah tahfidz hadir memadati wisuda akbar di Masjid Istiqlal. Para peserta adalah anak-anak berusia lima tahun sampai orang tua lanjut usia. Ada pula penyandang disabilitas yang tetap semangat menghafal Qur’an meski dalam keterbatasan.
Adalah santri tunanetra dari Rumah Tahfizh Nurul Qolbi. Mereka mengikuti ujian hafalan kategori 1 juz, 5 juz hingga 10 juz. Seperti Bapak Jajang dan Ibu Sa’adah, sepasang suami istri penyandang tunanetra yang berhasil meraih 10 juz hafalan Al-Qur’an. Kekurangan fisik yang dimiliki sama sekali tak menyurutkan langkah para santri tunanetra itu untuk tetap menghafal ayat-ayat suciNya.
“Para santri ini berasal dari daerah yang jauh, tapi mereka tetap semangat menghafal Al-Qur’an. Ada yang dari Sukabumi, Cianjur, dan daerah lainnya. Tekad mereka begitu kuat untuk mengikuti ujian hafalan. Alhamdulillah, sebanyak 55 santri sudah mengikuti ujian hafalan tersebut,” ujar Koordinator Rumah Tahfizh BoCiMi, Ustadz Muhammad Aufa.
Ustadz Aufa berharap, semangat para santri tunanetra menjadi inspirasi seluruh umat muslim dan penyemangat bagi masyarakat yang sedang menghafal Al-Qur’an. “Bahwa dengan keterbatasan saja mereka bisa menghafal Al-Qur’an maka kita yang diberi kesempuraan oleh Allah harus bisa mencontoh semangat para santri tunatentra,” tuturnya.