Membangun Gerakan Zakat dengan Kekuatan Cerita
Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, edukasi tentang zakat dan kemanusiaan acap kali terasa kering dan membosankan. Angka-angka statistik dan data kemiskinan, meskipun penting, terkadang gagal menyentuh hati dan menggugah jiwa para calon muzakki dan donatur, apalagi untuk menggerakkan publik. Di sinilah letak kekuatan cerita.
Cerita itu adalah jembatan hati dan pikiran. Cerita mentransformasi informasi menjadi pengalaman yang berkesan. Cerita nyata tentang penerima manfaat zakat dan bantuan kemanusiaan, dengan segala perjuangan dan transformasi yang mereka alami, memiliki daya tarik dan pengaruh yang jauh lebih besar daripada sekadar angka dan statistik.
Bayangkan sebuah data statistik yang menunjukkan angka kemiskinan ekstrim di Indonesia. Data ini penting, namun bagi sebagian orang, mungkin terasa abstrak dan jauh dari kehidupan mereka. Bagaimana jika data tersebut diubah menjadi cerita tentang seorang anak bernama Budi, yang tinggal di pelosok desa tanpa akses pendidikan dan kesehatan yang layak? Cerita tentang bagaimana Budi dan keluarganya berjuang untuk bertahan hidup, dan bagaimana bantuan zakat dan kemanusiaan telah mengubah hidup mereka.
Cerita seperti ini mampu membangkitkan empati dan rasa ingin membantu dalam diri para calon muzakki dan donatur. Mereka dapat melihat secara langsung dampak nyata dari zakat dan bantuan kemanusiaan, dan termotivasi untuk berkontribusi dalam meringankan beban orang lain. Terlebih pada lembaga seperti PPPA Daarul Qur’an yang dibangun dari narasi dan kisah-kisah yang bahkan berasal dari donatur-donatur yang mengalami “Keajaiban Sedekah”, “Keajaiban Riyadhoh”, dan “keajaiban lainnya”. Kekuatan lembaga zakat dengan ribuan narasi, cerita, dan kisah pelaku, pengelola, atau penerima manfaat layak menjelma gulungan ombak empati publik yang menggerakkan.
Lebih dari Sekadar Memberi
Edukasi zakat dan kemanusiaan melalui cerita bukan hanya tentang memberikan informasi, tetapi juga tentang membangun koneksi emosional. Ketika orang terhubung dengan cerita, mereka lebih cenderung untuk bertindak. Cerita dapat menumbuhkan rasa persaudaraan dan kepedulian, mendorong mereka untuk menjadi bagian dari solusi. Mereka tidak hanya memberi karena kewajiban, tetapi karena mereka ingin membuat perbedaan di dunia.
Akhir-akhir ini, beberapa kalimat ajakan berzakat atau bersedekah dihiasi dengan kalimat: "mari kita bantu saudara-saudara kita yang membutuhkan dengan bersedekah", "bersama-sama, kita ciptakan dunia yang lebih baik dengan berbagi dan membantu sesama" "sedekah sekecil apapun, bermakna besar bagi mereka yang membutuhkan", dan sebagainya.
Meskipun kalimat-kalimat ajakan tersebut penting dan mudah dipahami, namun kekuatannya dalam menggugah hati dan memotivasi orang untuk bertindak masih kalah dibandingkan dengan edukasi melalui cerita. Ya karena manusia Indonesia adalah manusia cerita: mau bercerita, diceritain, atau malah menjadi cerita. Hehehe. Toh juga, cerita atau profil penerima manfaat, donatur, atau amil yang terus bergerak itu juga butuh dikabarkan dengan apik. Pasar dan ruang publik filantropi di Indonesia adalah ruang bercerita/berkisah, bukan melulu ruang hard selling yang kian berlimpah, kian tergerus maknanya, kian tidak menggerakkan publik.
Membangun gerakan zakat dan kemanusiaan yang kuat, menggerakkan, sekaligus berkelanjutan membutuhkan edukasi yang efektif dan menyentuh hati. Kekuatan cerita adalah kunci untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan menggabungkan data dan cerita, kita dapat membangun edukasi yang informatif, inspiratif, dan persuasif. Kita dapat mengajak masyarakat untuk tidak hanya memberi, tetapi juga untuk terlibat dan menjadi bagian dari gerakan yang menciptakan perubahan positif di dunia.
Bahkan, setiap lembaga zakat dan kemanusiaan pasti punya kisah perjalanan panjang yang sedikit banyak sudah dituliskan dan dipakai untuk edukasi publik. Apalagi ketika antar lembaga zakat dan kemanusiaan dapat berkolaborasi untuk menghasilkan dan menyebarkan cerita-cerita inspiratif yang dapat menyentuh hati dan memotivasi orang untuk bertindak. Toh juga sekarang metode cross content menjadi arus utama strategi optimasi pengiklanan antar platform gerakan zakat dan kemanusiaan.
Maulana Kurnia Putra, S.Sos., MA.
Amil Zakat PPPA Daarul Qur’an dan Pekerja Sosial