Mengintip Suasana Rumah Tahfidz Qurrota A’yun Bantul
Desa di Kecamatan Sedayu, Bantul, ini memang hening, sepanjang jalan memasuki perdesaan tak cukup banyak kendaraan lalu lalang, jarak antar rumah juga tidak berdekatan, selalu ada kebun atau halaman cukup luas yang membuat jarak antar rumah.
Di sini pula Rumah Tahfidz Qurrota A’yun Putri berada. Di samping jalan yang agak menurun karena terletak di depan jalan raya yang menanjak. Orang Jawa mungkin akan menyebut jalan masuk ini ‘jeglong’, depan rumahnya adalah jalan menanjak setelah halaman yang cukup luas.
Ketika memasuki area Rumah Tahfidz, seorang santri memberhentikan tadarusnya untuk menyambut dan membawa kami ke ruang tamu. Ukuran ruangan tersebut lebih dari 6x8 meter persegi.
Dengan area yang cukup luas, rupanya ini adalah aula Rumah Tahfidz. Selain untuk menerima tamu, ruangan ini adalah tempat mengaji dan berjama’ah.
Sebagai salah satu Rumah Tahfidz dengan sistem Takhassus, di Rumah Tahfidz Qurrota A’yun para santri tidak diwajibkan mengenyam pendidikan di luar Rumah Tahfidz. Kegiatannya sudah begitu padat sejak bakda jama’ah Shubuh sampai malam hari.
Selain menghafal Al-Qur’an di mana Rumah Tahfidz ini memang bertujuan untuk mencetak para penghafal Al-Qur’an. Para santri di sini juga dibekali fan keilmuan lain, seperti kajian kitab tauhid, fikih dan akhlak.
Di Rumah Tahfidz ini pula, Nailul Fauziyah berada. Ia adalah santri asal Lampung yang kini sudah menyelesaikan hafalan Al-Qur'an 30 juz.
Nailul dan santri lainnya tengah berikhtiar melancarkan hafalan Al-Qur'annya. Mereka berharap, Rumah Tahfidz ini menjadi tempat belajar dan menghafal ternyaman agar cita-cita mereka menjadi hafidzah terwujud. []