Menjamurnya Rumah Tahfidz di Pulau Dewata
Alhamdulillah, sebaran dakwah Daarul Qur'an telah sampai ke pelosok Bali. Tepatnya pada Januari 2020 ini, telah diresmikan koordinator daerah Rumah Tahfidz Center (RTC) wilayah Bali serta sudah melahirkan sebanyak 13 rumah tahfidz.
Ia adalah Ustadz Khalid Bin Walid, pejuang Qur'an asal Situbondo, Jawa Timur yang telah menetap di Bali, tepatnya di Desa Patas, Kecamatan Grogra, Kabupaten Buleleng, sejak 2018 silam. Awalnya, mantan guru sekolah dasar itu berkelana ke Bali demi menyambung hidup dan mencari pekerjaan. Namun, di tengah perjalanan ia dipercaya sebagai marbot di sebuah musala dan mulai mendirikan rumah tahfidz.
Rumah Tahfidz pertama yang berdiri di Bali, sekaligus tempat belajar Qur'an rintisan Ustadz Khalid sendiri adalah Rumah Tahfidz Nurul Qur'an. Berdiri pada Maret 2019 lalu dan hanya memiliki 16 santri pada awal didirikannya. Kini, berkat dukungan wali santri dan masyarakat muslim di sekitarnya sudah ada 40 santri yang mengaji di sana.
"Kami belajar tajwid, tahfidz, tilawah dengan nada nahawand, ada juga kitab kuning dan hadroh, alhamdulillah," ucap Ustadz Khalid yang juga bertindak sebagai pengajar di sana.
Setelah resmi menjadi koordinator daerah rumah tahfidz di Bali, ia pun memulai perjuangannya menyebarkan virus-virus Qur'an. Diawali kala Ustadz Khalid berkelana ke Tegalingga yang jaraknya empat jam perjalanan dari Desa Patas, tempatnya tinggal dan mengajar. Daerah yang rata-rata penduduknya berprofesi sebagai petani cengkeh itu berada di pelosok Kabupaten Buleleng. Di sana terdapat sebuah Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) yang sudah berjalan namun kurang terprogram.
"Alhamdulillah, ada TPQ yang sudah ada, tapi belum terprogram, jadi menghafal biasa saja, tajwidnya masih kurang, bacannya masih kurang, dan juga tidak adanya laporan atau evaluasi," kata pria 34 tahun itu dengan bahasa khas Jawa Timur.
Sejak saat itu, ia terus bergerilya ke berbagai wilayah di Kabupaten Buleleng untuk mengenalkan dakwah Daarul Qur'an. Tidak semua perjuangannya berjalan mulus, berbagai penolakan pun kerap terjadi. Pantas saja, muslim di Bali sangat berhati-hati dalam urusan ibadah, sebab banyak oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang bisa saja merusak akidah mereka lewat paham-paham asing.
"Kalau penolakan banyak, banyak penolakan, kadang mereka khawatir kalau bekerja sama akan merugikan mereka, tapi saya jelaskan kalau yang saya bawa ini adalah Al-Qur'an, beberapa sudah ada yang kenal Daarul Qur'an," tukasnya.
Meski dengan perjuangan yang tidak mudah, Ustadz Khalid tidak mengendurkan semangatnya untuk mendakwahkan Al-Qur'an. Ia percaya bahwa Allah yang akan membukakan pintu mata hari masyarakat di sana agar menerima dakwah ini. Terbukti, beberapa wilayah menyatakan mau bekerja sama setelah dijelaskan maksud dan tujuannya, itulah yang membuatnya kian bersemangat.
Perjuangan yang tidak sia-sia, segala peluhnya berbuah manis dengan menjamurnya rumah tahfidz di Pulau Dewata. Belum lagi jika mengukur pahala yang ia dapatkan sebab menyebarluaskan dakwah ini.
Bukan hanya itu, hal yang membuat hatinya semakin berbunga-bunga adalah prestasi anak-anak didiknya yang kian mentereng. Berbagai kejuaraan tingkat kecamatan hingga provinsi pun diikuti mereka, diantaranya lomba salat, kaligrafi hingga Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ).
"Alhamdulillah, saya seneng banget, anak-anak sudah bisa ikut lomba-lomba, kemarin ada santri ikut lomba sholat tingkat provinsi, ada juga yang ikut lomba, yang sudah hafal juz 30, kaligrafi dan MTQ," tuturnya bersemangat.
Ustadz Khalid berharap syiar Al-Qur'an di Bali semakin berkembang dengan tersebarnya rumah tahfidz di seluruh penjuru Bali. Meski hanya seorang diri, ia berharap Allah dapat menguatkannya agar dapat istikamah bersama Al-Qur'an.
Saat ini telah berdiri 1.180 rumah tahfidz di seluruh Indonesia dan sejumlah Negara. Menjamurnya tempat untuk menghafal Al-Qur’an ini tak lepas dari dukungan masyarakat yang terus membersamai perjuangan dakwah tahfidzul Qur’an PPPA Daarul Qur’an. Semoga berkah Qur’an terus mengalir untuk para donatur, Aamiin Allahumma Aamiin. (dio/ara)