Merayakan Al-Qur’an Muslim Tuli Yogyakarta
PPPA Daarul Qur'an Yogyakarta kembali menggelar perayaan 17 Agustus bersama Muslim Tuli Yogyakarta dan Magelang dengan mengusung tema “Merdeka Bersama Al-Qur'an”
Yogyakarta (18/8), perayaan kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus menjadi momentum tahunan yang wajib dimeriahkan oleh seluruh warga negara Indonesia dengan cara masing-masing. Tak terkecuali Muslim Tuli. Seperti tradisi pada tahun sebelumnya, PPPA Daarul Qur'an Yogyakarta kembali menggelar perayaan 17 Agustus bersama Muslim Tuli Yogyakarta dan Magelang dengan mengusung tema “Merdeka Bersama Al-Qur'an” di Grha Nur Hidayah Bantul. Ada sekitar 50 peserta yang hadir dan ikut berpartisipasi, di antaranya dari Muslim Tuli Yogyakarta, Magelang, dan Pesantren Tuli Hibbatullah. Menariknya, event kali ini juga dihadiri oleh tamu yang berasal dari santri dan asatidz dari Qur'anic Learning Center (QLC) Baitul Maal Muamalat (BMM). Mereka hadir untuk memenuhi rasa penasaran dan ketertarikannya saat mendengar istilah Al-Qur'an Isyarat.
Serangkaian acara dikonsep dengan kajian, lomba baca tulis Al-Qur’an, kuis agama, dan doorprize. Sebelum masuk acara inti, acara dimulai dengan pembukaan, menyanyikan Lagu Indonesia raya dengan isyarat, lalu sambutan dari Ustadz Maulana Kurnia Putra selaku Kepala Perwakilan PPPA Daarul Qur'an Yogyakarta. Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan simbolis piagam penghargaan “Tuli Mengaji” sebagai program unggulan yang berhasil mendapat silver medal untuk program pendidikan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) Nasional pada Forum Zakat Award pada Juli 2024 kemarin.
Usai pembukaan, dilanjutkan dengan kajian spesial yang diisi langsung oleh Dr. dr. Sagiran, Sp.B. (K) KL., M. Kes. selaku dokter spesialis bedah dan pendakwah, sekaligus pemilik Yayasan Nur Hidayah. Dalam ceramahnya, beliau menjelaskan bahwa diantara orang-orang yang kelak diakui sebagai keluarga Allah SWT. adalah mereka yang memanfaatkan waktunya untuk membaca dan mempelajari Al-Qur’an, serta menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dan jalan hidupnya. Beliau juga memaparkan tentang keutamaan membaca Al-Qur’an berdasarkan banyaknya ayat yang dibaca, sehingga dapat menumbuhkan motivasi para muslim tuli untuk membaca Al-Qur’an setiap harinya.
Setelah kajian usai, tibalah sesi perlombaan yang diikuti oleh seluruh muslim tuli yang hadir. Perlombaan meliputi hijaiyah isyarat, Al-Fatihah isyarat, dan menulis latin Al-Ikhlas. Lomba pertama dimulai dengan menulis latin Al-Ikhlas secara serentak, setelah selesai baru masuk pada lomba Al-Fatihah isyarat dan Hijaiyah secara bergiliran. Juri pada lomba kali ini ditunjuk langsung dari Muslim Tuli Yogyakarta yang diwakili oleh Pak Andi, dan Muslim Tuli Magelang yang diwakili oleh Pak Nurmadyo Wibowo dan Ustadz Benny. Para peserta sangat antusias mengikuti serangkaian lomba. Secara tidak langsung, ini juga menjadi momentum mereka mengulang kembali kemampuan yang sudah dikuasai di hadapan para pengajar yang lebih mahir. Di waktu yang bersamaan, para santri dan asatidz dari QLC BMM juga belajar huruf hijaiyah isyarat bersama Ustadz Maulana Kurnia Putra. Mereka tampak sangat antusias dan asyik menirukan huruf hijaiyah isyarat yang dicontohkan. Ini menjadi hal baru bagi mereka, serta menjadi inspirasi dan motivasi untuk lebih bersyukur dan selalu semangat dalam menghafal dan mempelajari Al-Qur’an.
Perlombaan selesai. Acara masih berlanjut dengan kuis pengetahuan agama dengan sistem cerdas cermat, siapa cepat dia dapat. Adanya kuis ini merupakan strategi mengasah sekaligus menambah pengetahuan agama para muslim tuli yang masih terbatas. Pertanyaan disampaikan dengan bahasa isyarat, demikian pula ketika menjawab.
Setelah selesai kuis agama, menginjak acara terakhir yaitu pembagian hadiah untuk pemenang lomba, kuis, dan doorprize bagi yang beruntung. Setiap lomba dipilih sebanyak 3 pemenang dengan nilai tertinggi, kuis ditentukan dari peserta yang berhasil mengacungkan tangan tercepat dan mampu menjawab dengan benar, sedangkan doorprize dipilih secara acak berdasarkan nomor undian yang diberikan di awal registrasi.
Acara berlangsung sangat meriah. Seluruh peserta, termasuk para tamu, juga merasa sangat senang mengikuti serangkaian acara ini. Acara telah usai. Namun, semangat untuk belajar Al-Qur'an harus terus berlanjut. Sebagaimana tema yang diusung, Merdeka bersama Al-Qur’an, acara 17 Agustusan ini merupakan upaya PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme dalam diri para muslim tuli, dan memeriahkan kemerdekaan dengan cara yang berbeda daripada umumnya, yaitu merayakannya dengan bahagia belajar dan mengajar Al-Qur’an.