Pengertian Nuzulul Qur'an
Nuzulul Qur’an, yang selama ini dipahami oleh sebagian besar umat Islam di Indonesia, adalah peristiwa turunnya al-Qur’an. Di Indonesia, peristiwa Nuzulul Qur’an ini diperingati cukup istimewa. Ada yang memperingatinya dengan menyelenggarakan khataman al-Qur’an, ceramah keagamaan, dan sebagainya.
Nuzulul Qur’an yang Selama Ini Dipahami
Nuzulul Qur’an, yang selama ini dipahami oleh sebagian besar umat Islam di Indonesia, adalah peristiwa turunnya al-Qur’an. Di Indonesia, peristiwa Nuzulul Qur’an ini diperingati cukup istimewa. Ada yang memperingatinya dengan menyelenggarakan khataman al-Qur’an, ceramah keagamaan, dan sebagainya.
Peringatan Nuzulul Qur’an, di Indonesia, diperingati setiap tanggal 17 Ramadan karena diyakini bahwa al-Qur’an turun pada tanggal itu. Ada beberapa ayat al-Qur’an yang mengindikasikan bahwa al-Qur’an turun pada bulan Ramadan. Salah satu ayat tersebut adalah QS. Al-Baqarah/2: 185. Allah berfirman:
Artinya: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
Pengertian Nuzulul Qur’an
Secara bahasa, Nuzulul Qur’an (نزول القران) terdiri dari dua kata: nuzul (نزول) dan al-Qur’an (القران). Dalam kajian gramatikal bahasa Arab, istilah Nuzulul Qur’an (نزول القران) ini disebut idhafah (الإضافة).
Kata nuzul (نزول) berasal dari kata nazala (نزل) yang dapat diartikan sebagai turun, jatuh, keadaan turun, tinggal sementara, dan hal yang menimpa. Sedangkan kata al-Qur’an (القران), ulama berbeda pendapat mengenai asal kata tersebut. Namun, pendapat yang populer mengatakan bahwa kata al-Qur’an (القران) berasal dari kata qara’a (قرأ) yang berarti membaca.
Dari pengertian di atas dapat disimpulan bahwa, secara harfiah, Nuzulul Qur’an (نزول القران) berarti turunnya al-Qur’an. Adapun secara istilah, Nuzulul Qur’an berarti peristiwa turunnya al-Qur’an.
Berkaitan dengan Nuzulul Qur’an, dalam kajian al-Qur’an dibedakan antara kata anzala (انزل) dan nazzala (نزّل). Meskipun kedua kata tersebut memiliki akar kata yang sama yakni n-z-l (نزل), namun secara spesifik kedua kata tersebut memiliki arti yang berbeda. Perbedaan ini bahkan memiliki dampak yang cukup besar pada pemahaman umat Islam atas proses turunnya al-Qur’an.
Kata nazzala (نزّل), meskipun memiliki makna turun, namun proses turunnya dilakukan secara berangsur-angsur dan berulang-ulang, tidak sekaligus. Sedangkan kata anzala (انزل) memiliki makna turun dengan cara keseluruhan dalam satu jumlah sekaligus.
Dari kata anzala (انزل), para pengkaji al-Qur’an memahami bahwa al-Qur’an diturunkan secara keseluruhan dalam satu jumlah sekaligus dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah (langit dunia). Inilah yang dimaksud oleh Allah swt. dalam QS. Al-Qadr/97: 1. Allah befirman:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar.”
Kemudian, dari kata nazzala (نزّل), para pengkaji al-Qur’an memahami bahwa al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur dari Baitul Izzah ke dunia (Nabi Muhammad saw.). Proses turunnya al-Qur’an secara berangsur-angsur ini, menurut pendapat paling masyhur, diawali dengan QS. Al-‘Alaq/96: 1-5.
Jadi, setidaknya, al-Qur’an memiliki dua proses penurunan. Pertama, dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah (langit dunia) yang ditandai dengan kata anzala (انزل). Kedua, dari Baitul Izzah ke dunia yang ditandai dengan kata nazzala (نزّل). Namun, ada juga yang mengatakan bahwa al-Qur’an diturunkan dalam tiga proses. Dalam hal ini pun, para ulama berbeda pendapat.
Ada ayat al-Qur’an yang di dalamnya terdapat kata anzala (انزل) dan nazzala (نزّل) sekaligus yakni pada QS. Ali-‘Imran/3: 3. Allah berfirman:
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَاَنْزَلَ التَّوْرٰىةَ وَالْاِنْجِيْلَۙ
Artinya: “Dia menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan Injil.”
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa al-Qur’an, salah satu prosesnya, diturunkan secara berangsung-angsur (نزّل). Sedangkan kitab-kitab sebelumnya, Taurat, dan Injil diturunkan secara sekaligus.
Dukung dakwah tahfizhul Qur'an bersama Laznas PPPA Daarul Qur'an. Klik di sini untuk donasi!
Narasumber: KH. Ahmad Kosasih (Pimpinan Dewan Syariah Daarul Qur’an)
Penulis: Yudi