Saat Aksi Mobile Qur'an Diguyur Hujan
Dalam lawatannya ke Tasikmalaya, Jawa Barat, Mobile Qur'an PPPA Daarul Qur'an menggelar aksi di empat lokasi yang berbeda, yaitu Rumah Tahfidz Al-Ikhlas, Rumah Tahfidz Nurul Huda, Madrasah Nurul Mukhtar dan Rumah Tahfidz Aulia.
Ada kejadian menarik pada saat Mobile Qur'an menggelar aksinya di Rumah Tahfidz Nurul Huda, Jum'at (19/3). Di Rumah Tahfidz yang berada di lereng Gunung Galunggung ini, Mobile Qur'an menggelar aksi pada pukul 13.30 siang.
Semula, aksi berjalan dengan biasa dengan Kak Toyib yang bertindak sebagai trainer. Para santri pun menyimak Kak Toyib dengan antusias. Bahkan, sesekali para santri tertawa terpingkal ketika Kak Toyib melempar candaan.
Namun suasana mulai berubah beberapa saat kemudian. Langit di atas Gunung Galunggung mulai gelap. Hingga tak lama setelah itu hujan pun turun.
Para santri awalnya terus menikmati aksi Kak Toyib yang kian jenaka. Namun, bukannya semakin reda, hujan justru bertambah deras bahkan disertai dengan angin.
Hal itu mulai mengganggu konsentrasi para santri. Satu persatu dari mereka mulai berpindah posisi agar tidak terkena percikan air hujan. Karpet yang menjadi alas mereka pun lama-kelamaan mulai basah. Meski tertutup atap, hujan yang cukup deras membuat air merembes di sejumlah titik.
Agar dapat tetap dilangsungkan dengan kondusif, akhirnya aksi dipindahkan sementara ke aula Rumah Tahfidz. Ruangan yang cukup luas itu dapat menampung para santri. Tapi, acara terpaksa tidak disertai dengan pemutaran video.
Meski demikian, para santri tak menyurutkan antusiasnya mengikuti acara Mobile Qur'an. Kak Toyib terus memotivasi para santri dengan sesekali mengeluarkan candaan. Sedangkan santri pun nampak sangat menikmati acara.
Setelah sempat istirahat karena melaksanakan Sholat Ashar berjamaah, aksi Mobile Qur'an pun dilanjutkan. Kali ini, aksi digelar di halaman kembali sebab hujan sudah berhenti. Suasana dingin khas pegunungan pun menyelimuti suasana sore itu.
Hingga tiba waktunya untuk muhasabah diri. Kak Toyib mengajak santri untuk merenung, mengingat apa saja yang sudah Allah berikan. Setelah itu, santri juga diajak untuk mengingat perjuangan orang tua yang telah bersusah payah membesarkan serta mendidik anaknya. Hingga akhirnya, santri dimotivasi agar semakin taat beribadah.
Suasana pun mendadak haru. Hampir seluruh santri menunduk dan meneteskan air matanya. Mereka tak kuasa untuk menahan tangis saat mengingat perjuangan kedua orang tua.
Sebelum menutup aksinya, Kak Toyib mengingatkan kepada para santri agar meningkatkan semangatnya dalam menghafal Al-Qur'an. Sebab, dengan Al-Qur'an mereka dapat mengangkat derajat orang tua baik di dunia maupun di akhirat. []