Trauma Healing Tsunami Banten Bersama Mobile Qur'an
Masih membekas di ingatan saat air tsunami menggulung rumah-rumah warga pesisir Banten. Kala itu, hanya pekikan takbir dan gemuruh gelombang yang terdengar oleh telinga. Tidak terelakkan lagi, tragedi tersebut menyisakan luka membekas di hati para warga. Perasaan cemas dan takut terus saja menyelimuti. Siap siaga jika sewaktu-waktu air kembali pasang.
Untuk meredakan kepanikan korban, Mobile Qur’an (MoQu) PPPA Daarul Qur’an menggelar aksi trauma healing untuk korban tsunami di Banten, Rabu (26/12). Kegiatan dilaksanakan di SDN Kertajaya 2, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten. "Acara dongeng ceria bersama 30 anak. Sedangkan di Posko SDN Kertajaya 2 tercatat ada 29 KK," ucap Shalip, Trainer MoQu.
Sejak kemarin, hujan turun sepanjang hari. Hal tersebut membuat anak-anak hanya dapat mengurung diri dan bermain di dalam kelas. Berlarian hingga kejar-kejaran, sebagai pengganti rasa takut yang masih saja menghantui.
"MoQu memotivasi anak-anak pengungsi dengan cerita menarik dan menghibur. Namun tetap tersirat makna untuk tetap bersyukur kepada Allah walaupun dalam segala kondisi," kata Kak Aliph, begitu panggilan akrabnya.
Ia menambahkan, anak-anak sangat bergembira mendengarkan cerita dari MoQu. Dongen inspiratif tersebut seakan mampu untuk menyulap tangis mereka menjadi tawa yang segar. "Mereka sangat senang. Bisa tersenyum dan tertawa lepas. Asyik mendengarkan cerita. Harapannya dengan itu bisa sedikit mengurangi trauma mereka yang beberapa hari ini mengungsi," ujarnya.
Tak hanya berbagi keceriaan lewat dongeng, MoQu pun membagikan susu dan snack. Antusias anak-anak sejak awal hingga acara usai mengisyaratkan bahwa mereka masih tegar menghadapi hidup meski sebagian harta bahkan anggota keluarga telah Allah ambil. “Terima kasih kepada donatur yang telah menyalurkan bantuan untuk korban tsunami Selat Sunda melalui PPPA Daarul Qur’an,” tutur Shalip.