Ada Qur'an Setelah Gempa Lombok
Gadis kecil itu bernama Oziantunnisa (8). Dengan kedua bola matanya, ia menjadi saksi dahsyatnya goncangan gempa sebesar 7 Skala Ritcher di Dasan Lekong, Lombok Utara. Hari itu, 5 Agustus 2018, kampung tempatnya belajar, bermain dan bercengkerama bersama kawan-kawannya rata dengan tanah.
Berbulan-bulan Ozi menatap sedih reruntuhan rumah dan kampungnya. Hingga akhirnya pada Februari 2018, 102 Rumah Qur’an semi permanen dan sebuah masjid dari PPPA Daarul Qur’an mulai mengganti luka Ozi dengan harapan.
Kampung Dasan Lekong pun bangkit kembali dengan konsep Kampung Qur’an. PPPA Daarul Qur’an menugaskan dua orang pendamping, yaitu Ustazah Nyimas dan Ustadzah Lilah Hasna, untuk mengabdi di sana. Kedua kader Tahfizh ini tinggal di sana sejak Februari 2019 untuk membina warga Dasan Lekong dalam aktivitas mengaji dan menghafal Al-Qur’an.
Ozi dan 20 anak lainnya kini memiliki rutinitas baru, yaitu menghafal dan menyetorkan hafalan Al-Qur’annya. Mereka melakukan kegiatan ini setiap pagi dan menjelang magrib. Hingga pada 8 Juli 2019 lalu, tepat 11 bulan setelah gempa, Ozi mengikuti ujian tahfizh juz 30 dengan tasmi’ bil ghoib di depan ayah dan ibunya, Fauzan dan Johratun.
Surat demi surat dibaca Ozi, mulai dari An-Naba hingga An-Naas. Ada beberapa ayat yang terbata, namun kebanyakan lancar diperdengarkannya. Ozi menghafal juz 30 dalam waktu lima bulan terhitung sejak Kampung Qur’an dirilis, masih ada 29 juz lainnya yang menunggu dirumati dan dihafalkan bersama para ustazah.
Di bawah tembok rakitan, di depan Rumah Qur’an berbilik bambu, Kampung Qur’an Dasan Lekong mulai menumbuhkan harapan baru. Juz 30 yang diperdengarkan Ozi seakan menjadi pertanda bahwa Al-Qur’an akan membersamai bangkitnya Kampung Qur’an Dasan Lekong bertahun-tahun ke depan. Semoga kelak lahir generasi baru penghafal Qur’an dari Dasan Lekong. Aamiin. (mkp/mnx)