Belasan Anak-anak Tunanetra Ikut Wisuda Tahfidz Jawa Timur
Ribuan santri berbondong-bondong menuju lokasi Wisuda Tahfidz Jawa Timur yang diselenggarakan di Gedung Al-Asyari Universitas Islam Malang (Unisma), Ahad (9/2). Mereka datang penuh semangat untuk mengikuti ujian dan wisuda tahfidz.
Berbagai kisah perjuangan santri menghafal Al-Qur’an menjadi hal yang sangat istimewa. Seperti para santri dari Rumah Belajar Al-Qur’an Sekolah Luar Biasa (SLB) Kedungkandang, keterbatasan fisik tak menyurutkan langkah mereka menghafal Al-Qur’an.
Ada 15 santri tunanetra dan satu santri down syndrom yang berjuang belajar membaca dan menghafal Al-Qur’an di sekolah yang berlokasi di Malang, Jawa Timur itu. Selama ini, para santri belajar menulis, membaca dan menghafal Al-Qur’an menggunakan braille.
“Alhamdulillah, saya senang anak-anak bersemangat belajar Al-Qur’an bersama saya dan teman-teman. Semoga bisa terus istiqomah membina mereka hingga lancar membaca dan menghafalkan Alquran,” ujar Taufiqurrahman salah satu founder Rumah Belajar Al-Qur’an.
Taufiq mengatakan, kegiatan ini menjadi pengalaman pertama bagi santri Rumah Belajar Al-Qur’an mengikuti ujian hafalan dan wisuda tahfidz Jawa Timur Menghafal yang diselenggarakan oleh Rumah Tahfidz Center (RTC) PPPA Daarul Qur’an di Jawa Timur.
Ditemani orangtuanya, satu-persatu santri membaca ayat-ayat yang telah dihafalkan di depan penguji. Tampak para orangtua menangis haru sembari tersenyum menyaksikan anak-anak tercintanya bisa mengikuti hafalan dan wisuda seperti anak-anak lainnya.
“Kami sangat bahagia bisa melihat anak-anak senang dan mengenal banyak teman baru,” tutur Ibu Sekar salah satu wali santri tunanetra.
Pimpinan PPPA Daarul Qur’an Surabaya Nahar Zainuddin mengatakan, gelaran ini diikuti 2.850 santri dari 19 kabuaten/kota di Jawa Timur. Adapun mereka yang ikut mulai dari balita, anak-anak, remaja, mahasiswa hingga para ibu yang tetap semangat menghafal Al-Qur’an.
“Semoga semangat para menjadi inspirasi kita semua agar tak ada alasan lagi untuk tidak menghafal Al-Qur’an. Sebab, kehadiran para santri tunanetra adalah bukti nyata semua bisa menghafal Al-Qur’an asalkan ada niat dan kesungguhan hati,” ucapnya. (qori/ara)