Dinamika Perkembangan Rumah Tahfidz
Pimpinan Direktorat Zakat dan Wakaf Daarul Qur'an Dr. Muhammad Anwar Sani membagikan pengalamannya saat berkunjung ke berbagai Rumah Tahfidz beberapa waktu yang lalu. Ustadz Sani, begitu sapaan akrabnya, diketahui melakukan kunjungan sekaligus silaturahmi ke sejumlah Rumah Tahfidz di Ramadan 1443 Hijriyah.
Pimpinan Direktorat Zakat dan Wakaf Daarul Qur'an Dr. Muhammad Anwar Sani membagikan pengalamannya saat berkunjung ke berbagai Rumah Tahfidz beberapa waktu yang lalu. Ustadz Sani, begitu sapaan akrabnya, diketahui melakukan kunjungan sekaligus silaturahmi ke sejumlah Rumah Tahfidz di Ramadan 1443 Hijriyah.
Ia berbagi cerita dalam acara buka puasa bersama Sumber Daya Insani (SDI) Laznas PPPA Daarul Qur'an pusat pada Senin (18/4). Dalam kunjungan itu, dirinya menemukan dinamika perubahan pada Rumah Tahfidz yang ia datangi.
Menurutnya, Rumah Tahfidz era sekarang sudah mengalami perubahan yang positif. Sebab banyak Rumah Tahfidz yang telah berevolusi dari basis rumah menjadi pesantren. Hal itu menunjukkan gerakan Rumah Tahfidz telah menjelma menjadi pesantren.
"Ini menunjukkan ide Rumah Tahfidz sudah menjelma jadi pesantren," serunya.
Seperti contoh, Rumah Tahfidz Pondok Murotal yang berada di Depok, Jawa Barat. Ia melihat perubahan yang sigifikan dari Rumah Tahfidz Pondok Murotal, dimana kini Rumah Tahfidz tersebut sudah berbentuk pesantren pada umumya. Lengkap dengan jumlah santri dan pengajar yang jumlahnya puluhan.
Setelah itu ada juga Rumah Tahfidz Al-Ansori di Jatiwaringin, Bekasi. Dulunya, Rumah Tahfidz tersebut hanya memiliki satu bangunan, namun kini telah berkembang seiring meningkatnya jumlah santri.
"Rumah Tahfidz Al-Ansori di Jatiwaringin, dulu cuma satu lokasi, sekarang jadi enam lokasi yang masing-masing tiga lantai yang sekarang sudah menjadi pesantren," ujar Rektor Institut Daarul Qur'an itu.
Ada juga Rumah Tahfidz Al-Ikhlas di Tasikmalaya, Jawa Barat. Perkembangan Rumah Tahfidz tersebut bahkan lebih inovatif dibandingkan beberapa Rumah Tahfidz lainnya. Selain telah menjelma menjadi pesantren, santri di sana juga dididik untuk memiliki keahlian.
"Di Tasikmalaya, Rumah Tahfidz Al-Ikhlas sudah menjelma jadi pesantren. Dan mempertahankan santrinya agar gratis. Apakah semuanya dari PPPA Daarul Qur'an? Ternyata bukan. Mereka mengambil resiko untuk berkembang lebih baik," tuturnya.
Dalam perjalanan yang ia habiskan selama beberapa hari untuk mendatangi Rumah Tahfidz, ia menemukan kebahagiaan sekaligus kebanggan yang luar biasa. Sebab gerakan Rumah Tahfidz yang dulunya digaungkannya bersama KH. Yusuf Mansur kini sudah menjamur hingga pelosok dengan berbagai inovasi yang berbeda.
"Ternyata pengembangan Rumah Tahfidz jadi pesantren sudah terjadi di mana-mana. Banyak kebahagiaan yang Allah hadirkan di bulan Ramadan ini. Rumah Tahfiz sekarang sudah ada masjid, ada asrama putra-putri," ungkap Ustadz Sani.
"Al-Ansori bahkan punya 25 guru tahfidz yang didatangkan dari pesantren dari disiplin ilmu berbeda, santrinya 300-an," sambungnya menjelaskan Rumah Tahfidz Al-Ansori di Jatiwaringin.
Sebelum mengakhiri pembahasannya, Ustadz Sani juga memberikan motivasi kepada SDI Laznas PPPA Daarul Qur'an untuk meningkatkan semangat berdakwah. Sebab, banyak pejuang Qur'an di daerah yang begitu berapi-api dalam mensyiarkan Al-Qur'an. Maka, para SDI Laznas PPPA Daarul Qur'an yang merupakan pelayan mereka harus memiliki semangat yang lebih.