“Kun fayakuun, selalu ada harapan di tengah kesulitan.” Secuplik kata yang keluar dari lisan mungil dua santri rumah tahfizh binaan PPPA Daarul Qur’an Medan. Setiap kata yang terucap oleh para pendoa, maka itu adalah ikhtiar untuk menyambungkan pesan dari seorang hamba kepada Allah SWT.
Mereka adalah Vanny dan Helpiana. Mereka memilih untuk berjuang melawan takdir untuk impian yang dicita-citakan, yakni hafal Al-Qur'an. Vanny sudah lama menderita sakit pada saraf tulang ekornya. Hal ini membuatnya sulit untuk menggerakkan seluruh tubuhnya dengan leluasa. Saat menghafal pun ia harus melawan rasa sakit yang terus menggerogotinya.
Begitu pula Helpiana, santri asal Negeri Lama, Aceh. Sebulan terakhir ini, telinganya berdengung-dengung tanpa henti. Hal itu diakibatkan oleh serangga yang tak sengaja masuk ke dalam telinganya. Geram dengan dengungan itu, Helpiana memasukkan batang korek api ke telinganya, berharap serangga tersebut dapat segera keluar. Apalah daya, telinganya justru terluka.
Vanny dan Helpiana adalah dua dari sepuluh santri telah akrab berkawankan dengan masalah hingga bertahun lamanya. Sekarang, mereka memilih untuk berkawan dengan Qur’an. Sembari menjalani pengobatan, Vanny dan Helpiana tetap menghafal Al-Qur’an seperti biasa. Karena mereka tahu, ada kemuliaan pada Al-Qur'an, dan mereka berharap Allah mengangkat penyakit dan derajatnya dengan Al-Qur'an. (adhe/dio/mnx)