Ibnu Rela Tempuh Perjalanan dari Pesisir Selatan Demi Mondok di Palembang
Tubuh tinggi, kulit kecokelatan dan wajah yang penuh senyum, itulah ciri khas Ibnu Pramudia Syafni (12) atau biasa akrab dipanggil Ibnu. Ia merupakan salah satu santri yang dinyatakan lulus untuk masuk Pesantren Takhassus.
Tubuh tinggi, kulit kecokelatan dan wajah yang penuh senyum, itulah ciri khas Ibnu Pramudia Syafni (12) atau biasa akrab dipanggil Ibnu. Ia merupakan salah satu santri yang dinyatakan lulus untuk masuk Pesantren Takhassus.
Ibnu mendapat penempatan di Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an Takhassus Palembang. Kini, ia sudah hafal 7 juz, buah dari perjuangannya masuk Rumah Tahfizh sejak kelas 2 SD.
Bersama ibu dan oma, Ibnu diantar dari Pesisir Selatan, Kabupaten Painan, Sumatera Barat ke Palembang dengan bus antar provinsi. Perjalanan yang ditempuh selama satu setengah hari.
Perjalanan yang Ibnu tempuh tidaklah mudah. Sebelumnya berangkat, terjadi hujan badai yang cukup besar.
"Di jalan rantai-rantai pohon pada berjatuhan, kaca bus ketutupan embun, langit gelap," cerita Oma Ibnu. "Seolah-olah nggak rela ditinggal Ibnu mondok," celotehnya.
Ibnu merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Ayahnya bekerja serabutan dan ibunya berdagang. Lewat informasi dari pengasuh Rumah Tahfizh, Ibnu pun mendaftar pondok hingga akhirnya dinyatakan diterima.
"Bahagia sekali," ujar Ibnu dengan berbinar.
Perjalanan Ibnu menjadi santri baru saja dimulai. Semoga cita-cita Ibnu untuk membahagiakan kedua orang tuanya mendapat kemudahan dan kelancaran. Aamiin.