Kembalinya Senyum Anak-anak di Kaki Gunung Sinabung
Tikar segiempat yang sekiranya bisa menampung 30 anak itu telah terbentang di halaman Masjid Nurul Islam, Desa Tiganderket, Karo, Sumatera Utara. Tepatnya di kaki Gunung Sinabung, anak-anak sudah tak sabar mendengar kisah teladan dan cerita dongeng dari para trainer Mobile Qur’an (MoQu) PPPA Daarul Qur’an.
Mereka berkumpul dalam rumah mengaji yang rutin diasuh oleh Ustadz Maragading, salah satu da’i yang fokus pada pengembangan ibadah keagamaan di tanah Karo.Riak semangat dan tawa bocah-bocah di Kaki Gunung Sinabung tak juga berbeda dengan semangat adik-adik di belahan daerah lainnya. Mereka begitu semangat untuk belajar dan mengaji.
Taktampak raut sedih di wajah mereka meski mungkin rumah dan keluarga mereka sudah tak sama seperti sedia kala setelah Gunung Sinabung meletus pada pertengahan 2019 lalu. Tak ada pula guratan ketakutan di wajah bocah-bocah itu jika tiba-tiba letusan Sinabung kembali terdengar ditelinga. Semua itu seakan terlupakan dengan hadirnya tim MoQu.
Mereka sangat bersemangat mengikuti arahan dari Kak Popi dan Kak Fitarh yang sedang membawakan cerita bersama Anis, si boneka MoQu. Kelak, lewat perjalanan MoQu di Desa Tiganderket ini, terbangun rumah tahfidz yang menampung asa-asa mereka untuk menjadi para penghafal Al-Qur’an.
Jika usaha menjadi manusia ikhlas dengan segudang musibah yang datang sudah mereka lakukan, maka sekarang para orangtua dan anak-anak diarahkan untuk kembali dan dekat dengan Al-Qur’an sebagai penawar rasa sakit dan pemenuh segala hajat. (ade/ara)