Memuliakan Guru dan Pejuang Dakwah Qur'an
Teringat dengan sebuah lagu yang didedikasikan kepada guru ‘Hymne Guru’, pada bait terakhir bertuliskan ‘Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa’. Karena itu sudah sepatutnya kita memuliakan guru, sebagaimana dengan jasa mereka untuk kita.
PPPA Daarul Qur’an sendiri mengapresiasi perjuangan dan pengorbanan guru khususnya mereka yang mendedikasikan dirinya untuk Allah, Islam dan Al-Qur’an. Sudah sewajarnya setiap muslim memberikan penghargaan atas jasa mereka yang sudah bertahun-tahun berdakwah tanpa mengharap imbalan.
Melalui program Simpatik Guru, dukungan secara finansial dan pembinaan untuk menerapkan Daqu Method serta nilai-nilai tahfidzul Qur’an diberikan kepada 112 guru di 10 provinsi di Indonesia yang berada di bawah naungan PPPA Daarul Qur’an.
Sejatinya, para pejuang Qur’an adalah orang-orang yang dibicarakan penduduk langit. Sebab setiap aktivitasnya begitu mulia, mulai dari membebaskan generasi muda Indonesia bebas dari buta huruf Al-Qur’an sampai menjadikan santri-santrinya sebagai insan berprestasi perubah peradaban.
Nenek Halimah misalnya. Usianya kini sudah 80 tahun, namun hal itu tak menyurutkan langkahnya untuk tetap mengajar ngaji anak-anak dan ibu-ibu di kampungya di Desa Muara Nemil, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
Santrinya beberapa kali mendapat juara lomba. Piala yang berderet di lemari tua menjadi saksi. Sampai Ramadan 1440 Hijriyah ini, 10 orang santri dari kalangan ibu-ibu berhasil khatam Al-Qur’an. “Selama masih bisa ngajar, saya akan terus mengajar sampai semua bisa baca Qur’an,” ujar Halimah.
Ada lagi Guru Sairi yang sudah mengajar lebih dari 20 tahun di Semendo Darat Tengah, Sumatera Selatan. Sairi tetap istikamah mengajar setiap harinya tanpa menghrap imbalan apapun. Kisahnya sangat menarik lantaran para orangtua santrinya memberikan beras sebagai tanda terima kasih kepadanya.
“Saya sangat senang jika ada santri yang telah menghatamkan bacaan Al-Qur’annya. Seakan semuanya telah terbayar saat melihat mereka diarak keliling kampung. Karena setiap anak yang telah khatam Al-Qur’an akan mengenakan pakaian adat dan diarak keliling kampung sebagai ucapan syukur,” tutur Sairi.
Sepanjang tahun, PPPA Darul Qur’an terus membersamai perjuangan dakwah para guru tahfidz khususnya yang berada di wilayah dakwah Daarul Qur’an. Mulai dari dukungan materi setiap bulannya sampai “Berbagi Senyum Lebaran” saat Hari Raya Idul Fitri.
“Simpatik Guru berjalan tentunya atas dukungan dari masyarakat. Semoga pahala kebaikan dan keberkahan tercurah untuk seluruh donatur. Selamat Hari Guru, semoga segala perjuangan meraih kemenangan dan kesuksesan dunia akhirat,” harap Direktur Utama, PPPA Daarul Qur’an Abdul Ghofur. (ara)