Menghafal Al-Qur'an di Tengah Kepungan Asap
Rumah Tahfidz Tazkiyya terletak di Desa Parit Gantung, Kecamatan Sritiga, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Rumah tahfidz dibawah pimpinan Ustadz Syamsudari ini mendidik lebih dari 100 santri laki-laki dan perempuan. Terhitung, ada 38 santri TKIT, 28 santri SDIT dan 70 anak-anak dari sekitaran rumah Tahfidz yang mengaji pada sore hingga malam harinya.
Selain pengetahuan umum, keseharian santri di sini pun menghafal Al-Qur'an. Tidak hanya anak-anak, rumah tahfidz ini juga rutin menggelar kajian khusus wali santri dan masyarakat pada tiap Kamis malam. Kawasan rumah tahfidz yang berdekatan dengan masjid memudahkan berlangsungnya kegiatan bersama masyarakat sekitar menjadi lebih mudah.
Namun, setelah peristiwa kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumatera dan sekitarnya, aktivitas menghafal dan belajar santri mulai tersendat. Kabut asap yang mengepung area rumah tahfidz membuat santri harus terkunci di dalam ruangan. Mereka pun akhirnya harus membiasakan diri berlama-lama dengan buku-buku pelajaran dan kisa-kisah para Nabi yang sudah mulai usang.
Udara yang asri dan suara kicauan burung harus rela mereka lupakan karena asap yang menyelimuti kawasan rumah tahfidz. Belum lagi, masker yang melekat di wajah membuat komunikasi mereka kadang terganggu. Mereka harus menahan rasa bosan demi menjaga kesehatan.
Bahkan sejumlah santri telah terkena batuk, pilek dan demam akibat menghirup asap. Hal ini dikuatkan dengan wilayah rumah tahfidz yang masuk dalam daerah dengan kabut asap terganas di Sumatera Selatan. Terbukti, sepanjang perjalanan menuju rumah Tahfidz pun jarak pandang hanya berkisar beberapa meter karena kepulan asap.
“Beberapa hari ini asap semakin tebal, sampai hari ini, tadi pukul 08.00 asap masih menyelimuti Rumah Tahfidz Tazkiyya. Anak-anak banyak yang terlambat datang, terus ada juga yang batuk-batuk, pilek, demam akibat daripada asap," Ustadz Syamsudari.
Meskipun kabut asap begitu pekat, semangat para santri menghafal Al-Qur'an tak pernah surut. Meskipun kesehatan taruhannya, impian menjadi hafizh Qur'an tak pernah goyah. Karenanya, mereka sangat bersyukur bisa memeriksakan kesehatan di posko yang didirikan PPPA Daarul Qur’an.
Gejala Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) seperti batuk dengan dahak yang kehijauan sudah tampak dari sejumlah santri dan wali santri. Bagi mereka, saran terbaik adalah memeriksakan kembali ke Puskesmas terdekat. Sedangkan untuk pasien yang belum terkena dampak asap, diberikan antibiotik dan dihimbau untuk terus memakai masker.
"Kami bersama wali santri mengucapkan terima kasih kepada PPPA Daarul Qur'an yang telah mengirim Tim Sigab dan menyelenggarakan layanan kesehatan. Ini sangat bermanfaat bagi kami, warga, wali santri dan juga anak-anak, sehingga mereka bisa hidup sehat dan terus memakai masker dalam cuaca seperti ini," ucap Ustadz Syamsudari. (dio/ara)