Metode Belajar Virtual Bagi Santri, Qur'an Call Pelopori Bahkan Sebelum Pandemi
Mewabahnya Covid-19 sejak akhir 2019 lalu membuat hampir seluruh aktivitas masyarakat di dunia dibelokkan ke mode online, termasuk pendidikan. Di dunia pesantren dan pendidikan Al-Qur'an misalnya, salah satu langkah antisipasi penyebaran Covid-19 ini ternyata dapat pula menjadi alternatif metode pendidikan terkini.
Muhammad Anwar Sani, Rektor Institut Daarul Qur'an mengatakan, selama pandemi Covid-19 ini berbagai metode pembelajaran memang harus beradaptasi menggunakan sistem daring atau online. Sebab, hanya media komunikasi online-lah yang paling menunjang proses belajar mengajar di masa seperti ini. Di mana antara guru dengan murid serta murid dengan murid lainnya tidak saling bertemu dan bertatap muka secara langsung.
Meski demikian, ia menjelaskan, Daarul Qur'an sebenarnya sudah menerapkan sistem ini sejak lama, bahkan sebelum wabah Covid-19. Hal itu dingkapkannya karena berbagai program-program yang dilakukan oleh Daarul Qur'an sudah dimodifikasi agar mengikuti arus teknologi dan responsif terhadap berbagai kondisi.
"Sebenarnya yang dilakukan oleh Daarul Qur'an ini, kita sebenarnya sebelum Covid-19 juga sudah melakukan itu, artinya apa, program-program yang dilakukan olah Daarul Qur'an itu sudah mengarah ke sana, Qur'an Call misalnya," tuturnya.
Daarul Qur'an menyadari bahwa memiliki pesantren yang berada di Cipondoh, Cikarang, Lampung dan berbagai wilayah di Indonesia dengan jumlah santri mencapai 6.000 lebih (diluar santri rumah tahfdz) pun belum cukup. Karena, itu semua memerlukan lahan dan infrastruktur yang tidak sedikit. Namun, dengan Qur'an Call maka Daarul Qur'an bisa menjangkau dunia hanya dengan memanfaatkan teknologi.
"Kalau kita membangun pesantren, maka pesantren itu butuh tanah, harus bangun, bangunan bukan hanya kelas tapi ada masjidnya, lapangannya, asramanya, dan segala macam fasilitas yang harus mendukung pesantren itu, tapi di saat kita berpikir tentang Qur'an Call, maka Qur'an Call itu hanya satu ruangan kecil yang kemudian diisi 15 orang, yang 15 orang itu bisa menjangkau seluruh dunia," ucap Anwar Sani yang juga menjadi Ketua Direktorat Zakat dan Wakaf Daarul Qur'an ini.
Perlu diketahui bahwa Qur'an Call merupakan layanan belajar Al-Qur'an via telepon dan video call dengan para asatidz terbaik dengan berbagai pilihan kelas seperti iqra, tajwid tahsin bahkan hingga tahfidz atau menghafal Al-Qur'an. Berlokasi di Tangerang, Banten, dan kini sudah memiliki sekitar 50.000 jamaah dari dalam dan luar negeri yang sudah mendaftar dan belajar Al-Qur'an bersama Qur'an Call.
Maka, menurut Anwar Sani itu semua merupakan bukti bahwa Daarul Qur'an telah menyongsong masa depan sejak dulu dan menerapkan sistem pembelajaran secara daring, bahkan sebelum Covid-19 mewabah. Sehingga, menyikapi pandemi Covid-19 ini, ia menyatakan bahwa pesantren virtual adalah jawabannya.
"Mau nggak mau, rela nggak rela, siap nggak siap, maka pesantren virtual itu harus terwujud, harus berjalan, dan dulu kita sudah memprediksi itu, bagaimana santri yang jumlahnya 6.000 ini kita kembangkan lagi, maka kita membuka yang namanya Qur'an Call itu tadi," ujarnya.
Pesantren virtual atau lebih sederhananya metode pembelajaran santri berbasis online ini dinilai cara paling tepat. Mengingat, saat ini puluhan ribu santri dari pesantren hingga rumah tahfiz dipulangkan, namun proses belajar dan menghafal mereka harus tetap berlanjut.
Sementara itu, Abdul Ghofur selaku Direktur Utama PPPA Daarul Qur'an mengapresiasi program Qur'an Call yang telah berjalan beberapa tahun tersebut. Ia mengatakan bahwa layanan tersebut telah beberapa kali dikunjungi oleh tokoh-tokoh Islam dunia dan mendapat respon yang baik dari mereka.
"Qur'an Call ini terobosan, jadi kita menjangkau mereka yang tidak sempat mengaji karena sibuk dan sebagainya, ini semua merupakan persembahan PPPA Daarul Qur'an untuk umat, karena Qur'an Call pun ada karena umat," tukasnya. []