Niat Itikaf di Masjid
Niat adalah pembuka dari berbagai macam ibadah yang akan dilakukan oleh umat Islam. Begitu juga dengan itikaf, niat itikaf menjadi hal yang penting untuk diperhatikan sebelum melaksanakan ibadah tersebut.
Niat adalah pembuka dari berbagai macam ibadah yang akan dilakukan oleh umat Islam. Begitu juga dengan itikaf, niat itikaf menjadi hal yang penting untuk diperhatikan sebelum melaksanakan ibadah tersebut.
Itikaf identik dengan bulan suci Ramadhan. Dimana pahala ibadah yang satu ini, termasuk ibadah-ibadah lainnya di bulan tersebut akan Allah lipatgandakan.
Apa itu itikaf? Bagaimana melaksanakannya dan apa yang dilakukan saat itikaf di masjid? Untuk mengetahui niat itikaf di masjid menurut ulama, mari simak penjelasannya berikut ini.
Apa Itu Itikaf?
Itikaf adalah praktik ibadah dalam Islam di mana seorang muslim mengisolasi diri secara sukarela di dalam masjid atau tempat ibadah lainnya dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah. Selama periode itikaf, seseorang berfokus pada ibadah, doa, dzikir, membaca Al-Quran, dan introspeksi diri.
Artinya: “Bahwasannya Nabi saw. selalu beriktikaf pada 10 hari terakhir di bulan Ramadan sampai beliau wafat. Kemudian, istri-istri beliau pun beriktikaf setelah beliau wafat (yakni tradisi iktikaf Nabi saw. tersebut diteruskan oleh istri-istrinya)." (HR. Bukhari dan Muslim).
Itikaf umumnya dilakukan selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, tetapi dapat juga dilakukan pada waktu lainnya. Praktik ini mencerminkan komitmen seorang Muslim dalam meningkatkan hubungan spiritualnya dengan Allah dan meninggalkan dunia luar untuk beberapa waktu demi refleksi dan ibadah yang lebih intens.
Selama i'tikaf, seorang muslim harus tinggal di dalam area yang telah ditetapkan untuk itikaf, dan dia tidak boleh keluar dari area tersebut kecuali dalam keadaan darurat seperti untuk pergi ke toilet atau untuk tujuan penting lainnya.
Pada dasarnya, itikaf adalah sebuah bentuk khusus dari ibadah pribadi yang menunjukkan dedikasi dan pengabdian kepada agama dalam lingkungan yang lebih kontemplatif.
Hukum Itikaf di Masjid
Pada dasarnya, hukum iktikaf di masjid adalah sunnah muakkad (sunnah yang amat dianjurkan) terutama saat bulan Ramadhan. Hal ini berpatokan pada redaksi hadits yang telah disinggung di atas.
Namun, hukum iktikaf bisa berubah menjadi wajib apabila seorang muslim memiliki nazar untuk melaksanakan iktikaf di masjid. Iktikaf bagi orang seperti itu, tidak boleh tidak, wajib dilaksanakan.
Niat Itikaf di Dalam Masjid
Niat itikaf di dalam masjid dibacakan sebelum memasuki masjid atau sebelum memulai itikaf. Niat juga menjadi salah satu hal penting dalam iktikaf.
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Niat itikaf di dalam masjid telah diajarkan oleh para ulama untuk menjadi pedoman umat Islam. Berikut bacaan doa itikaf yang sesuai:
نَوَيْتُ الاِعْتِكَافَ فِي هذَا المَسْجِدِ لِلّهِ تَعَالى
Nawaitul i’tikaafa fii haadzal masjidi lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Aku niat iktikaf di masjid ini karena Allah.”
Ada juga ulama yang mengajarkan niat sebagai berikut:
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ مَا دُمْتُ فِيهِ
Nawaitu an a‘takifa fii haadzal masjidi maa dumtu fiih.
Artinya: “Saya berniat iktikaf di masjid ini selama saya berada di dalamnya.”
Meskipun memiliki redaksi yang berbeda, intinya, kedua niat di atas sama saja. Seorang muslim tinggal memilih salah satu dari keduanya.
Itulah pembahasan mengenai niat itikaf di masjid. Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan dan keimanan kepada Allah.
Dukung dakwah tahfizh Qur'an bersama PPPA Daarul Qur'an. Klik di sini untuk berdonasi!