Pengamen Jadi Pedagang Lewat Pemberdayaan Ekonomi Sepeda Kopi Murotal
Laznas PPPA Daarul Qur'an menyalurkan sepeda kopi murotal untuk Darmawan pada Rabu (9/3) lalu. Penyaluran tersebut adalah hasil donasi zakat para donatur Laznas PPPA Daarul Qur'an yang terhimpun dari berbagai platform.
Laznas PPPA Daarul Qur'an menyalurkan sepeda kopi murotal untuk Darmawan pada Rabu (9/3) lalu. Penyaluran tersebut adalah hasil donasi zakat para donatur Laznas PPPA Daarul Qur'an yang terhimpun dari berbagai platform.
Sang penerima manfaat yakni Darmawan adalah mantan petugas keamanan sebuah perusahaan yang terpaksa mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) setelah dirinya terserang stroke.
Kejadian tersebut berlangsung pada 2015 silam. Saat itu, pria asal Depok tersebut telah menjadi petugas keamanan cukup lama. Namun nahas, dirinya terkena stroke. Pihak perusahaan pun kemudian menjatuhkan PHK terhadap Darmawan sehingga ia menjadi pengangguran.
Bak sudah jatuh tertimpa tangga, satu tahun setelah dirinya di-PHK istrinya yang berada di desa juga menggugat cerai. Hal tersebut semakin membuat ia terpuruk.
"Istri mungkin udah capek karena saya nganggur dan nggak ngirim uang, jadi waktu itu saya digugat cerai lewat SMS, katanya saya tinggal tanda tangan dokumen," tuturnya.
Darmawan kemudian tinggal sebatang kara di Jakarta Barat. Ia merasa begitu beruntung karena salah satu keluarganya yang merupakan ketua RT di wilayah tersebut masih berkenan memberikannya tempat tinggal.
Dengan kondisi stroke, ia terpaksa harus tetap mencari uang. Akhirnya, ia mencoba berbagai pekerjaan 'lapangan' seperti tukang parkir dan pengamen.
"Sempet dapet kerjaan yang lumayan jadi tukang parkir, tapi ada yang nggak suka jadi saya dikeluarin, terus jadi 'Pak Ogah' juga di jalanan, sambil jadi pengamen," ungkap Darmawan.
Menjadi seorang pengamen ia tekuni selama bertahun-tahun. Dirinya sudah biasa bepergiaan menggunakan KRL demi mengamen dari tempat ke tempat. Ketika mengamen, ia ditemani gitaris asal Medan. Sedangkan ia sendiri bertugas sebagai vokalis.
"Saya seringnya ngamen malam, tapi kalau siang juga biasa. Ngamennya biasa di tempat makan, pecel lele, nasi goreng, yang banyak orangnya," jelasnya.
Ia bercerita pernah terjaring Satpol PP dan masuk rehabilitasi. Namun hal tersebut tak berlangsung lama hingga akhirnya ia bisa keluar. Kini, sang gitaris tengah pulang kampung dan ia pun jarang 'manggung'. Maka sebagai ikhtiar mencari uang, ia ingin berjualan kopi.
Begitu bahagianya Darmawan ketika menerima sepeda kopi murotal dari Laznas PPPA Daarul Qur'an. Ia mengaku akan sungguh-sungguh berjualan kopi. "Alhamdulillah, terima kasih Ustadz Yusuf Mansur, PPPA Daarul Qur'an dan donatur, alhamdulillah saya bisa jualan," ujarnya penuh syukur. []