PPPA Daarul Qur'an Gelar Kajian, Motivasi dan Laporan Langsung dari Lokasi Bencana
PPPA Daarul Qur'an bekerja sama dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menggelar kajian secara virtual pada Selasa (19/1) pagi. Seiring dengan masih merebaknya wabah Covid-19 dan isu bencana alam yang santer tersiar akhir-akhir ini, maka tema yang diangkat adalah 'Mendoakan Indonesia Bebas dari Covid-19 & Membangun Kepedulian Bagi Korban Bencana Alam'.
Kajian kali ini diisi oleh Syekh Muhammad Jaber dan Ippho Santosa. Selain itu, ada pula laporan langsung Tim Siaga Bencana (Sigab) PPPA Daarul Qur'an dari dua lokasi bencana yakni di Mamuju, Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan.
Syekh Muhammad Jaber menyampaikan bahwa musibah yang terjadi akhir-akhir ini adalah cobaan dari Allah agar umat-Nya senantiasa bersyukur dan berserah diri hanya kepada Allah. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa momen ini adalah saat yang tepat untuk bersatu dan membantu para korban bencana di manapun berada.
Selaras dengan Syekh Muhammad Jaber, Ippho Santosa juga berharap momen ini dijadikan masyarakat untuk bergotong royong sebagaimana kebiasaan yang sudah melekat di tanah air. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa dengan membantu orang lain untuk bangkit dari bencana, maka insyaAllah, Allah juga akan menjauhkan para pendermanya dari bencana.
"Gotong royong itu tradisi Indonesia banget, jadi ini adalah saatnya, dan juga saat kita membantu orang yang terkena bencana, maka Allah juga akan menauhkan kita dari bencana, musibah, karena sedekah itu menolak bala," serunya.
Selain kajian dan motivasi dan kedua pengisi tersebut, acara juga disisipi dengan laporan langsung dari lokasi bencana dari Tim Sigab. Dalam hal ini, Ustadz Rustang dari PPPA Daarul Qur'an Makassar melaporkan kondisi terkini dari lokasi gempa di Mamuju, Sulawesi Barat. Sementara itu, Ustadz Daarussholeh yang merupakan Koordinator Daerah Rumah Tahfidz wilayah Kalimantan Selatan juga melaporkan distribusi bantuan untuk korban banjir di sana.
Dalam laporannya, Ustadz Rustang menyampaikan bahwa setiap pagi ia dan para relawan rutin membuat sarapan sebanyak 1.000 porsi untuk pengungsi. Selain itu, ia pun membantu Basarnas dan berbagai lembaga lainnya untuk melakukan evakuasi.
"Kami juga sudah adakah trauma healin untuk korban, karena psikologi masyarakat di sini masih takut dengan gempa susulan, mereka juga takut masuk rumah dan bertahan d tenda," ungkapnya.
Di sisi lain, Ustadz Daarussholeh melaporkan bahwa ia dan timnya akan bertolak ke pengungsian menggunakan kelotok atau perahu menyusuri sungai. Hal itu dilakukan karena akses menuju lokasi terputus.
"Saat ini, relawan dan santri akan menggunakan kelotok untuk membawa bantuan dari para donatur berupa sembako, akses tertutup, sembako sulit didapatkan para korban," ujarnya.
Sebelum acara ditutup, seluruh peserta berdoa agar kondisi ini segera pulih. Harapannya, para korban segera tertangani dengan baik dan Indonesia pun bangit dari berbagai musibah. []
Klik di sini untuk donasi!