Santri Rumah Tahfidz Baitul Mu'minin Kini Berani Keluar Rumah
"Jadi, kalau saya buka jendela subuh-subuh, sudah terasa asapnya, apalagi saya termasuk penderita asma, jadi sangat terasa sekali," tutur Ustadzah Nurhayati, Pengasuh Rumah Tahfidz Baitul Mu'minin, Keluaran Srimulya, Kecamatan Sematang Borang, Palembang.
Ustadzah Nur, sapaan akrabnya, mengaku kesulitan untuk beraktivitas seperti biasa karena dampak kebakaran hutan dan lahan yang terasa hingga ke kediamannya. "Kalau pagi, buka jendela tidak berani, paling buka tirai-tirai saja, nanti kalau sudah agak siang baru buka jendela," ucapnya.
Asap yang menyelimuti Palembang dan sekitarnya sudah mencapai status waspada kala itu. Kepulan asap yang menyelimuti rumah-rumah warga membuat anak-anak hingga orang dewasa enggan untuk keluar rumah sebab khawatir terpapar asap kebakaran.
"Anak-anak di rumah tahfidz sekolahnya pagi, jam delapan, mereka takut keluar rumah karena ada asap," ungkap Ustadzah Nur.
Ia bersyukur atas kedatangan Tim Siaga Bencana (SIGAB) PPPA Daarul Qur'an pada Rabu (18/9). Kini mereka merasa lebih tenang ketika ingin bepergian keluar rumah setelah tim SIGAB mendistribusikan masker N-95 kepada ratusan santri, asatidz dan warga sekitar.
"Alhamdulillah, jadi mereka tahu kegunaan dari masker, cara menggunakan masker. Karena kadang, anak itu memakainya kurang benar dan di sini benar-benar jelas memberikan penyuluhannya," terang Ustadzah Nur.
Anak-anak terlihat sangat gembira. Masker yang mereka dapatkan langsung dikenakan saat pulang dari rumah tahfidz. Selain membagikan masker, PPPA Daarul Qur’an juga mendistribusikan Bingkisan untuk Yatim (BUY) kepada santri yatim dhuafa di Rumah Tahfidz Baitul Mu'minin.
"Semoga PPPA Daarul Qur'an terus bisa memberikan kegiatan-kegiatan yang menyentuh ke tempat-tempat yang tidak terjangkau, terus melakukan program-program yang membantu masyarakat, terutama untuk kami yang berada di daerah pinggiran seperti ini," imbuh Ustadzah Nur. (dio/ara)