Tips Menghafal Al-Qur’an Ala Abel
Menghafal sejak usia 13 tahun, Alifah Sausan Nabila kini telah menuntaskan hafalannya. Abel, panggilan akrabnya, adalah remaja kelahiran Malang yang kini berusia 19 tahun.
Menghafal sejak usia 13 tahun, Alifah Sausan Nabila kini telah menuntaskan hafalannya. Abel, panggilan akrabnya adalah remaja kelahiran Malang yang kini berusia 19 tahun.
Sebelumnya in pernah menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Al-amien Prenduan Sumenep dengan membawa hafalan 5 Juz Al-Qur’an. Pada 2020 ia memutuskan untuk melanjutkan hafalannya di Rumah Tahfidz Daarul Qur’an Putri Surabaya dan kini dirinya telah menyelesaikan hafalan 30 Juz Al-Qur’an.
Putri pertama dari pasangan Hosni Mubarok dan Ummu Hani’ah ini termotivasi menghafal karena mendapat dukungan dari orang tua dan gurunya, serta keinginan yang kuat dari diri sendiri untuk menjadi seorang hafidzah.
Setiap penghafal Qur’an pasti memilki kendala dalam menghafal, tak terkecuali Abel, layaknya remaja pada umumnya ia juga memiliki rasa jenuh ataupun malas ketika menghafal. Namun hal tersebut tak menyurutkan niatnya untuk terus menyelesaikan hafalan Al-Qur’annya.
Abel mempunyai tips untuk mengurangi rasa malas ketika menghafal yakni dengan memotivasi diri sendiri dan mengingat masih banyak target yang harus diselesaikan serta selalu memperbaharui niat awal masuk ke pondok. Selain tips mengurangi rasa malas, abel juga mempunyai tips cepat dalam proses menghafal yakni dengan membaca ayatnya dan juga memahami artinya.
Saat ini Abel terdaftar sebagai mahasiswa baru di Universitas Islam Negeri Malang dan mengambil program studi bahasa arab. Status barunya sebagai mahasiswa tak lantas mengurangi rasa cintanya terhadap Al-Qur’an, ia tetap ingin mengamalkan ilmu yang sudah di dapatkan dengan menjadi tenaga pengajar nantinya.
Abel berpesan kepada teman-temannya yang sedang menghafal dan ingin memulai hafalan untuk terus meyakinkan diri bahwa setiap kita bisa menjadi penghafal Al-Qur’an. “luruskan kembali niatnya menghafal dan tentunya harus punya kenyakinan kuat bahwa diri kita bisa melalui semuanya,” ungkapnya.
Oleh : Septy Rachma A, PPPA Daarul Qur’an Surabaya