Ulya: Nikmatnya Berjuang Menghafal Al-Qur’an
“Jangan lelah berjuang, maka kamu akan menikmati indahnya sebuat proses perjuangan,” tutur Ulya.
Ulya (20), merupakan satu dari banyak santri di Rumah Tahfidz Daarul Ilmi yang menuntut Ilmu di Universitas IAIN Salatiga. Selain kuliah ia juga nyantri untuk menghafalkan Al-Qur’an.
Santri yang memiliki nama lengkap Solah Budiatul Ulya ini adalah putri dari seorang petani di suatu desa di Tuban, Jawa Timur. Ulya memulai perjalan menghafalnya sejak berusia 13 tahun atau saat ia baru duduk di bangku MTs.
Sejak saat itu ia mulai mendalami dan memperbaiki bacaan-bacaan Al-Qur'anya. Tak henti sampai di situ ia pun bertekad untuk memulai menghafal Al-Qur'an.
Tahun terus berganti, bangku pendidikan pun terus meningkat. Namun tekad Ulya masih tetap sama, ia ingin terus bisa menghafal Al-Qur'an hingga tasmi' 30 Juz. Hingga kini ia dipertemukan dengan teman-teman baik yang membantunya mewujudkan cita-cita tersebut. Ternyata, impian itu juga diidamkan oleh kedua orang tuanya yakni memiliki anak yang hafidz Qur’an.
Selama tiga tahun mukim di Rumah Tahfidz Daarul Ilmi, sangat membantunya dalam menambah dan melancarkan hafalan. Menjaga dan menambah hafalan Al-Qur’an bukanlah hal yang mudah baginya. Banyak rintangan yang ia hadapi mulai dari ujian kesehatan, ekonomi, kesibukan, rasa malas, jenuh dan lain sebagainya.
Tak jarang hal itu membuatnya ingin berhenti dan menyerah. Namun itu semua bisa dilaluinya dengan baik. Berkat usaha kerasnya itu, ia terpilih menjadi salah satu calon wisudawan dalam acara Wisuda Tahfidz Nasional yang akan digelar pada Oktober mendatang.
“Saya sendiri awalnya merasa tidak sanggup untuk menghafal Al-Qur’an. Namun, karena ada dukungan dari kedua orang tua, saya jadi mantap untuk bisa menyelesaikanya. Jadi tidak ada alasan bahwa anak seorang petani biasa juga bisa menghafal. Kuncinya niat dan jangan pernah minder dengan keadaan,” tutur Ulya dengan wajah sumringah.
Menjadi penghafal Qur’an bukan hanya untuk kalangan tertentu saja, melainkan untuk semua orang yang mau mengambil kesempatan itu. Harapannya, semangat menghafal Ulya bisa menjadi suntikan siapapun yang sedang berjuang atau hendak memulai menghafalkan Al-Qur’an. []
Oleh: Ade, PPPA Daarul Qur’an Semarang