Dalam 10 Langkah, Faris Mengaku Ditelan Kabut Asap
Faris (12) merupakan salah satu santri Pondok Pesantren Nurul Hikmah di Sungai Pinang, Banyuasin, Sumatera Selatan. Kesehariannya adalah belajar kitab dan menghafal Al-Qur'an bersama puluhan santri lainnya.
Pascabencana kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di sebagian besar wilayah Sumatera, Pesantren Nurul Hikmah pun turut terkena imbasnya. Pondok yang terletak di tengah rawa itu dikepung asap lebih dari satu minggu sejak pagi hingga malam hari.
Faris dan kawan-kawannya mengaku kabut asap yang tebal membuat kegiatan belajar dan mengajar menjadi terganggu. Bahkan, jarak pandang mereka sangat terbatas akibat tebalnya kabut asap yang menyelimuti kawasan pesantren.
"Kalau Subuh asapnya banyak, lihat jadi susah. Teman jalan 10 langkah langsung hilang, ndak kelihatan lagi," ucap Faris.
Tak hanya jarak pandang yang terbatas, kesehatan mereka pun terganggu. Banyak santri yang mengeluhkan flu dan sakit tenggorokan. Namun, penanganan yang seadanya membuat mereka harus menahan sakit lebih lama..
Faris dan rekan-rekannya sangat bersyukur ketika tim PPPA Daarul Qur’an mendirikan posko kesehatan pada Jum’at (20/9). Santri, asaatidz dan warga sekitar pun akhirnya dapat memeriksakan kesehatan mereka di sana.
“Alhamdulillah ini adalah posko kedua dari empat posko kesehatan yang kami dirikan. Semoga bantuan yang merupakan amanah dari seluruh donatur bermanfaat,” ujar Sunaryo, Penanggungjawab tim Siaga Bencana (SIGAB) PPPA Daarul Qur’an untuk Aksi Kemanusiaan Bencana Asap di Sumatera. (dio/ara)