Dulu Dilarang Kuliah Karena Tak Punya Biaya, Kini Diah Akan Segera Jadi Sarjana
Diah tak menyangka akhirnya dirinya bisa membuat tugas akhir di kampusnya. Betapa tidak, pemilik nama lengkap Diah Musyarofah itu awalnya hampir tak memiliki harapan untuk kuliah, meski ingin sekali menjadi sarjana.
Diah tak menyangka akhirnya dirinya bisa membuat tugas akhir di kampusnya. Betapa tidak, pemilik nama lengkap Diah Musyarofah itu awalnya hampir tak memiliki harapan untuk kuliah, meski ingin sekali menjadi sarjana.
Persoalan ekonomi menjadi masalah utamanya. Diah yang terlahir dari keluarga sederhana tidak memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Bahkan orang tuanya sempat melarang bermimpi untuk kuliah. Hal itu diungkapkannya saat ditemui di kampus Institut Daarul Qur'an beberapa waktu lalu.
"Lulus SMA saya itu nggak boleh kuliah, soalnya terkendala sama biaya," kata Diah mengingat momen saat dirinya baru lulus SMA.
Karena tak memiliki pilihan lain, akhirnya ia bekerja di sebuah pabrik. Sebagian hasil dari jeri payahnya ditabung, sementara sebagian lainnya diberikan kepada orang tua untuk membantu perekonomian keluarga.
Gadis asal Tegal, Jawa Tengah, itu kemudian menjalani hari-harinya sebagai pekerja pabrik. Ia mengaku bekerja selama tiga bulan sebelum akhirnya mendapatkan informasi beasiswa kuliah di Institut Daarul Qur'an.
Diah merasa seperti menemukan harapan baru. Ia mencoba mendaftar dan memenuhi seluruh persyaratan untuk mendapatkan beasiswa tersebut.
Hal itu dilakukan agar dapat membuktikan kepada keluarganya bahwa ia mampu mewujudkan mimpi menjadi sarjana. Mengingat, ada kata-kata dari orang tuanya yang selalu terngiang, di mana mereka merasa tak mampu jika harus menanggung biaya kuliah anaknya tersebut.
"Nanti kamu kuliahnya gimana, kan nggak cuma kuliah aja, harus punya laptop, biaya hidup, biaya-biaya lainnya," ungkap Diah menirukan ucapan orang tuanya.
Diah yang memiliki semangat membara tak putus asa demi mendapatkan impiannya. Selain berusaha, ia juga tak lupa berdoa kepada Allah agar bisa mendapatkan kesempatan kuliah tersebut.
Hingga hari yang ia nantikan pun tiba, yaitu hari di mana akan diumumkan siapa saja yang lolos seleksi beasiswa. Diah membaca pengumuman dengan seksama. Hatinya tergetar saat melihat namanya ada di antara para penerima beasiswa tersebut.
"Alhamdulillah," bibirnya berucap sembari meneteskan air mata. Akhirnya, ia lolos dan berhak menerima beasiswa di Institut Daarul Qur'an.
Diah lolos bersama ratusan orang lainnya yang ingin melanjutkan pendidikan namun terkendala biaya. Selain melalui jalur dhuafa, ada juga calon mahasiswa yang mendapatkan beasiswa melalui jalur prestasi dan hafalan Al-Qur'an.
Kini, Diah akan segera meraih mimpinya menjadi seorang sarjana. Ia sedang mempersiapkan tugas akhir sebelum benar-benar membuat bangga kedua orang tuanya.
Diah sangat menantikan saat di mana ia mempersembahkan gelar sarjana ke hadapan orang tuanya. Hal yang nyaris tidak mungkin baginya jika melihat kondisi beberapa tahun silam. Namun, atas kerja keras dan pertolongan Allah akhirnya ia mampu membuktikan kepada semua orang bahwa mimpi memang harus dikejar dengan sungguh-sungguh.
Ia sadar, keberadaannya saat ini di kampus para penghafal Al-Qur'an itu tidak lepas dari pertolongan Allah dan bantuan para donatur. Diah pun ingin mempersembahkan prestasi terbaiknya kepada para donatur yang telah membantunya.
"Terima kasih banyak kepada donatur, saya bisa kuliah sampai mau sarjana, sekarang lagi ngurus skripsi. Semoga Allah memberikan kebaikan yang berlipatganda," tuturnya seraya menangis haru.
Diah adalah satu dari ratusan mahasiswa yang mendapatkan beasiswa kuliah S1 di Institut Daarul Qur'an. Melalui program beasiswa tersebut, banyak pemuda-pemudi di berbagai wilayah yang berhasil meraih impiannya untuk masuk perguruan tinggi. Harapannya, semakin banyak anak-anak muda yang terbantu sehingga Indonesia di masa depan memiliki segudang generasi terdidik.
Dukung mereka jadi sarjana pengahfal Qur'an dengan sedekah terbaikmu. Klik di sini untuk donasi!