Geliat Dakwah Rumah Tahfidz ke Penjuru Dunia
Ikhtiar Daarul Qur'an untuk membibit para penghafal Al-Qur'an mendorong didirikannya rumah tahfidz. Rumah-rumah tahfidz ini kemudian bernaung di bawah Rumah Tahfidz Center (RTC) yang menjadi pusat kegiatan tahfidzul Qur'an.
Ustadz Yusuf Mansur melalui visinya, menginginkan adanya rumah tahfidz di setiap kota, desa, bahkan setiap gang dan tikungan. Untuk mewujudkannya, para asaatidz dan penggiat dakwah lantas mendirikan rumah tahfidz di wilayahnya masing-masing. Mulai dari masjid, majelis taklim, Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA), sekolah hingga rumah kini banyak yang bertransformasi menjadi rumah tahfidz.
Menurut data terbaru RTC pada 2019, keberadaan rumah tahfidz semakin menjamur di Nusantara maupun di berbagai belahan dunia. Saat ini, terdapat 1.178 rumah tahfidz yang tersebar di 124 kabupaten dan 26 provinsi. Angka tersebut merupakan jumlah rumah tahfidz yang sudah terverifikasi. Sedangkan masih banyak lagi rumah tahfidz yang belum terdaftar di sistem rekapitulasi online RTC.
Dalam sebaran dakwahnya, Rumah Tahfidz Daarul Qur'an terbagi dalam 23 koorditor daerah atau biasa disebut korda. Puluhan korda tersebut tersebar di kota-kota dan provinsi hingga pelosok Indonesia. Mereka bertugas untuk mengkoordinir rumah tahfidz yang berada di regionalnya. Rumah Tahfidz Daarul Qur’an juga hadir di sejumlah negara seperti Palestina, Afrika Selatan, Mesir, Saudi Arabia, Cina, dan Turki.
“Keberadaan rumah tahfidz mampu menarik perhatian masyarakat dan meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya belajar Al-Qur'an. Santri rumah tahfidz tidak terbatas usia, mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa pun dapat bergabung. Tidak hanya menghafal Al-Qur'an, para santri pun belajar dirasah Islamiyah, fikih dan lain sebagainya,” ujar Direktur Utama PPPA Daarul Qur’an, Abdul Ghofur.
Ghofur mengatakan, banyak dari santri rumah tahfidz yang telah menyelesaikan hafalan 30 juz. Untuk mengapresiasi prestasi tersebut, Daarul Qur'an menggelar Wisuda Akbar dan Wisuda Tahfidz Nasional setiap tahunnya. Banyak santri rumah tahfidz yang telah diwisuda. Mereka yang sudah menyelesaikan masa pendidikan di rumah tahfidz akan diterjunkan ke masyarakat sebagai dai.
Salah satu santri yang baru saja khatam menghafal 30 juz adalah Iga Mawarni, santri Rumah Tahfidz Daarul Qur’an Al-Ikhlas, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan. Ada pula Marsium, nenek 81 tahun yang pada Februari 2019 lalu mengikuti ujian tahfidz juz 30 dalam gelaran Wisuda Akbar Rumah Tahfidz ke-9 di Bandung, dan masih banyak lagi santri-santri lainnya.
Ghofur mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat PPPA Daarul Qur’an yang istikamah membersamai dan mendukung setiap perjuangan dakwah tahfidzhul Qur’an. khususnya dalam pendirian rumah tahfidz di seluruh penjuru dunia. Ia mendoakan keberkahan untuk para donatur dari lahirnya para penghafal Al-Qur’an di rumah-rumah tahfidz.
“Alhamdulillah, kegiatan rumah tahfidz dan metode menghafal yang telah teruji dapat meningkatkan kualitas bacaan dan hafalan santri. Semoga kehadiran rumah tahfidz semakin bermanfaat untuk umat dan keberkahannya mengalir sebagai pahala bagi seluruh donatur yang mendukung,” harapnya. (dio/ara/mnx)