Hari Disabilitas Sedunia, Ratusan Santri Tunanetra Menghafal Al-Qur'an
Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB menetapkan tanggal 3 Desember sebagai Hari Disabilitas Internasional sejak 1992. Peringatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang disabilitas, menghilangkan stigma terhadap penyandang disabilitas, memberikan dukungan untuk meningkatkan kemampuan serta kesejahteraan difabel.
Direktur Utama PPPA Daarul Qur’an Abdul Ghofur mengatakan, lembaganya juga memberikan perhatian khusus kepada penyandang disabilitas. Salah satunya dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memaksimalkan potensi diri yang dimiliki, khususnya dalam meningkatkan spiritualitas keagamaan.
“Dakwah tahfidzul Qur’an terus didawamkan PPPA Daarul Qur’an ke seluruh lapisan masyarakat. Hal itu dilakukan demi terwujudnya cita-cita besar membangun dunia dengan Al-Qur’an. Ikhtiar pun terus dijalankan, salah satunya seperti membimbing penyandang disabilitas menghafal Al-Qur’an,” ujar Ghofur dalam siaran persnya, Rabu (3/12).
Ghofur menuturkan, PPPA Daarul Qur’an mendirikan Rumah Tahfidz Nurul Qolbi, tempat belajar dan menghafal Al-Qur’an khusus santri-santri tunanetra di bawah naungan Rumah Tahfidz Center (RTC). Ini adalah ikhtiar lembaganya untuk hadir mendampingi mereka yang begitu semangat menghafal kalam-kalamNya meski dalam keterbatasan.
Selain membina santri tunanetra di Rumah Tahfidz Nurul Qolbi yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat, PPPA Daarul Qur’an juga merangkul para penyandang disabilitas lainnya khususnya anak-anak di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Beberapa dari mereka bahkan telah mengikuti Wisuda Akbar sebagai ajang uji hafalan para santri se-Nusantara.
“Alhamdulillah, kini sebanyak 367 santri tengah menghafal Al-Qur’an di Rumah Tahfidz Nurul Qolbi. Hafalan mereka beragam mulai dari 1, 5, 10, 15, 20, 25 bahkan ada dua santri yang telah khatam menghafal 30 juz. Semoga semangat mereka menjadi energi untuk kita yang diberikan fisik sempurna agar memiliki semangat yang sama,” ucap Ghofur.
Salah satu santri Rumah Tahfidz Nurul Qolbi adalah Sa'adah (48). Kekurangan fisik yang dimilikinya, tak menyurutkan semangat Bu Adah sapaan akrabnya untuk menghafal Al-Qur’an. Ia bahkan rela menempuh perjalanan dari rumahnya di Sukabumi untuk sampai di Rumah Tahfidz Nurul Qolbi. “Yang penting saya bisa menghafal Al-Qur’an,” tuturnya.
Ghofur mengatakan, hadirnya rumah tahfidz khusus tunanetra juga berkat dukungan masyarakat khususnya para donatur PPPA Daarul Qur’an. “Semoga keberkahan Al-Qur’an mengalir kepada semua pihak yang telah membantu berdirinya rumah tahfidz ini. Saat ini kita sering menuntun mereka di dunia. Nanti, mereka yang menuntun kita di akhirat,” ujarnya. (ara)