Inspirasi Dakwah di Sogan Batik
Seorang pemuda berbaju batik coklat tengah membuka pagar komplek rumah Joglo lawas bertanda 1923 di daerah Rejodani, Yogyakarta. Beberapa orang terlihat lalu Lalang menyiapkan berbagai hal. Pun seorang ibu terlihat sibuk menyiapkan kompor kecil lengkap dengan wajan dan canting di satu bagian dari bangunan serupa workshop dengan hijau rumput pelatarannya. Menambah asri suasana pagi di tengah perkampungan.
Sepasang suami istri menghampiri kami, tim PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta bersama seorang aktivis kemanusiaan Muslimah dari Denmark. Pemilik usaha Sogan Batik, Iffah M. Dewi bersama suaminya Abdurrahman Taufiq menyambut hangat kedatangan kami pada Rabu pagi (29/1). Iffah pun meminta maaf kepada kami untuk sejenak menunggu. Rupanya, seluruh tim Sogan Batik yang ada baru saja selesai salat Dhuha dan berkoordinasi singkat sebelum memulai bekerja.
Sebelum jeda, kami sempat mengenalkan tamu dari Eropa yang sedang berkunjung sekaligus mengambil inspirasi dari muslim Indonesia. Setelah jeda, kami diajak berkeliling untuk dikenalkan dengan tim produksi dan penjualan usaha fesyen yang menggabungkan antara dakwah Islam, nilai luhur budaya Jawa, dan gaya hidup modern. Berbagai deskripsi dan narasi filosofi Jawa yang digunakan untuk membangun usaha batik ini menginspirasi Rukhsar Asif, aktivis Muslimah dari Denmark.
Diantara para karyawan rumah batik ini terdapat tiga orang pekerjanya yang difabel. Mbak Iffah dan mas Taufiq, begitu mereka akrab disapa, menjelaskan tentang bagaimana tiga orang dengan keistimewaan ini dihadirkan Allah SWT pada saat usaha yang mereka geluti sedang cenderung turun beberapa tahun silam.
Dari tiga orang yang istimewa ini pula Mbak Iffah dan Mas Taufiq mengambil banyak pelajaran yang kini malah menjadi keberkahan tersendiri untuk Sogan Batik dalam memberdayakan sesamanya. Beberapa model batik pun dinarasikan filosofinya oleh Iffah. Khadijah Dress, misalnya. Salah satu model batik perempuan ini memuat profil Khadijah, istri pertama dan tercinta Kanjeng Nabi Muhammad Saw.
Diskusi dan obrolan pun berlanjut di satu rumah joglo bersama beberapa kawan dari Komunitas Jogja Muslimah Preneur, komunitas pengusaha muslimah yang didirikan oleh Mbak Iffah. Bersama Rukhsar Asif dan tim PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta, Jogja Muslimah Preneur hangat berdiskusi dan bertukar pengalaman dakwah antara Yogyakarta dan Eropa.
Teh hangat dan suguhan jajan pasar menemani obrolan yang pada akhirnya saling memotivasi dalam gerakan dakwah Islam bersama. Sebelumnya, Sogan Batik dan Jogja Muslimah Preneur telah erat bersinergi bersama PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta di berbagai kesempatan dan program sosial. Mulai dari bantuan kesehatan duafa, Wisuda Akbar, hingga bantuan kebencanaan Nasional.
Siang menjelang, obrolan batik, Islam Indonesia-Eropa, hingga pengembangan bisnis fesyen pun ditutup dengan banyak doa dan harap. Bahwa, masih banyak yang harus diikhtiarkan dan disyukuri oleh umat Muslim di Indonesia. Terlebih lagi kesadaran untuk menjadi teladan bagi umat Muslim dari berbagai belahan dunia bahwa Islam dan Al-Qur’an adalah kekuatan kita semua. Insya Allah, semoga Allah SWT mengijabah segala harap, doa, dan semua ikhtiar untuk dakwah Islam serta pemuliaan para penghafal Al-Qur’an. Aamiin. (maulana/mnx)