Jalan Tawakal Para Pembelajar
Grha Tahfidz PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta kembali melaksanakan Ujian Akhirussanah. Ujian berlangsung selama tiga hari sejak 5 hingga 7 Februari 2020. Ujian bertempat di Grha Tahfidz II PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta. Sebelum pukul 16.00 WIB para santri sudah berdatangan dan memenuhi tempat parkir, banyak santri yang datang lebih awal telah memenuhi ruang-ruang ujian Kelas Tahsin, Tafsir, Sirah Nabawiy, Bahasa Arab, dan Tahfidz.
Sejumlah 250 lebih santri peserta ujian sudah bersiap jauh-jauh hari, salah satunya adalah Gien yang tengah melaksanakan kuliah lapangan (magang) dari kampusnya. Sebagai seorang mahasiswa kesehatan, Gien diwajibkan magang di rumah sakit yang seringkali penempatannya acak dari kampus. Semester ini Gien mendapatkan tempat magang di Klaten yang tidak begitu jauh dari Yogyakarta. Gien pun mempersiapkan diri dan berangkat sebelum jam tiga sore agar tidak terlambat.
Selain Gien, ada juga Amalia yang mengikuti ujian tartil. Amalia mengaku sedikit kesulitan dalam ujian praktek. “Penguji ujian tahsin detail sekali tajwid dan nadanya, terus memang kesulitannya itu karena ayat yang dipilih kok yang nggak biasa, susah ujian prakteknya kalau tulisnya insyaallah bisa,” tuturnya.
Amalia merasa senang dapat belajar di Grha Tahfidz Daarul Qur’an Yogyakarta, ia merasakan betul perubahan dari dulu membaca Al-Qur’an hanya sekadar baca tanpa begitu peduli dengan hukum bacaan, namun sekarang ia mengaku membaca Al-Qur’an sesuai hukum bacaan itu lebih asyik. “Apalagi ustadzahnya di Kelas Tahsin Tartil itu memberikan contoh dengan nada tilawah, kita yang menyimak rasanya jadi ingin juga seperti beliau,” ujar Amalia.
Untuk menjaga motivasnya mempelajari Al-Qur’an, Amalia menekankan pada dirinya untuk selalu menjaga niat, diantaranya dengan menaklukkan rasa malas.Berkat selalu memelihara niat untuk belajar, Amalia yang juga mahasiswa kedokteran yang sering banyak praktikum akhirnya tetap bisa rutin masuk kelas di Grha Tahfidz Daarul Qur’an Yogyakarta. Dengan manajemen waktu yang baik dan mengatur prioritas, alhamdulillah Amalia dapat melaksanakan setiap perannya dengan baik di kampus sebagai seorang mahasiswa atau di Grha Tahfidz Daarul QUr’an sebagai seorang santri.
Ada pula Ibu Sri Rahayu, ibu tiga anak ini mengaku belajar di Grha Tahfidz Daarul Qur’an karena sering ditanya anaknya perihal bacaan Al-Qur’an. Kebetulan kedua putra beliau juga belajar di Kelas Tahsin for Kids Grha Tahfidz Daarul Qur’an. Diawali banyak lontaran pertanyaan dari anak-anaknya, akhirnya Ibu Sri Rahayu merasa harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. “Jadi kalau anak saya tanya itu paling nggak saya bisa menjawab, kalau ndarus dirumah selama ini kita asal rampung tapi sekarang sudah tidak,” Ibu Sri Rahayu menceritakan kegiatan mengaji dirumahnya. Ibu Sri juga menyampaikan kepada teman-temannya kelas Tahsin Mom and Dad untuk tetap semangat walaupun dirumah banyak pekerjaan rumah tangga.
Inilah diantara beberapa cerita perjalanan setiap santri Grha Tahfidz Daarul Qur’an dalam mencari ilmu. Apapun latar belakang pekerjaannya, semua muslim tetap wajib belajar. Usaha para peserta ujian dimaksudkan sebagai bentuk tawakal untuk mencapai ridho Allah. Insyaallah segala usaha kita dalam meraih ilmu menjadi jalan tawakkal kita kepada Allah SWT. untuk meraih keberkahan ilmu. Alhamdulillah, dengan adanya Grha Tahfidz PPPA Daarul Qur’an dapat senantiasa menjangkau semua elemen masyarakat untuk sama-sama belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya. Selamat melaksanakan ujian! (umi/mkp)