Kisah Inspiratif Santri Rumah Tahfidz Daarul Qur'an Penerima Bingkisan Yatim Hebat
Mutia Ratu adalah seorang anak yatim yang berasal dari Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Sekarang ia sedang menempuh program menghafal Al-Qur'an 6 bulan di Rumah Tahfidz An-Nur BTP Kota Makassar, binaan PPPA Daarul Qur’an Sulsel. Saat ini ia telah memiliki hafalan 2 juz, dan giat melanjutkan hafalan berikutnya hingga 30 juz.
Ditakdirkan menjadi anak yatim bukanlah pilihan, melainkan takdir yang telah diberikan oleh Allah. Hidup mandiri akan memerlukan adaptasi yang cukup lama untuk bisa menerima kenyataan setelah ditinggalkan oleh kedua orang tua.
Namun tanpa didampingi oleh kedua orang tua, itu bukanlah hal yang menjadi penghalang bagi seorang Mutia Ratu untuk berkembang dan menggapai cita-cita, melainkan sebagai motivasi bagi dirinya agar bisa memberikan manfaat terhadap orang sekitar.
Mutia Ratu adalah seorang anak yatim yang berasal dari Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Sekarang ia sedang menempuh program menghafal Al-Qur'an 6 bulan di Rumah Tahfidz An-Nur BTP Kota Makassar, binaan PPPA Daarul Qur’an Sulsel. Saat ini ia telah memiliki hafalan 2 juz, dan giat melanjutkan hafalan berikutnya hingga 30 juz.
Ia termotivasi menjadi penghafal Al Quran sebab ada hadist yang mengatakan bahwa seorang penghafal Al Quran akan dimasukkan ke dalam surga dan Allah akan menerima permohonan syafaat yang diajukannya kepada sepuluh orang keluarganya, yang semuanya telah diputuskan masuk ke dalam neraka.
Tidak mudah menjadi penghafal Al Quran tanpa adanya ketekunan dan kedisiplinan yang harus dilakukan secara konsisten. Ia pun mendoakan para donatur yang telah berpartisipasi dalam memberikan semangat untuk dirinya.
“Terima kasih kepada donatur Daarul Qur’an yang telah mendonasikan kepada yatim hebat, semoga mendapatkan keberkahan di sisi Allah Swt,” ujarnya.
Ia pun tidak lupa memberikan semangat kepada dirinya sendiri untuk bisa menyelesaikan hafalannya sampai 30 juz. “Dan semoga saya bisa menyelesaikan hafalan saya sampai 30 juz,” tambahnya.
Seseorang memang tidak tahu rahasia Ilahi untuk masa depan, namun sesuatu yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan optimis maka semuanya akan berujung dengan baik, pepatah mengatakan apa yang ditanam maka itulah yang dipetik di masa depan. []
Oleh: Ratna, Intern PPPA Daarul Qur’an Sulawesi Selatan