Kisah Utsman bin Affan: Sumur Keberkahan
Utsman bin Affan 17 juni 579 M adalah Khalifah ketiga yang memerintah dari tahun 644 M hingga 656 M dan merupakan Khulafaur Rasyidin yang paling lama memerintah. Seperti dua pendahulunya, ‘Utsman adalah salah satu sahabat utama Nabi Muhammad SAW.
Perkawinannya yang berturut-turut dengan kedua putri Nabi Muhammad SAW dan Khadijah membuatnya mendapat julukan Dzun Nurain (pemegang dua pelita). Utsman terkenal dengan banyak kisah sedekahnya yang sangat menginspirasi banyak masyarakat. Dalam artikel ini akan membahas salah satu perbuatan yang bisa kita jadikan sebagain motivasi untuk bersedekah.
Di zaman Rasulullah hanya satu sumur yang menghasilkan air yang jernih dan banyak, hanya saja sumur ini dikuasai oleh orang Yahudi yang enggan memberikan air sebagai sedekah. Siapapun yang membutuhkan air ini, harus membayar dengan harga mahal. Sementara air sumur di Madinah kebanyakan keruh.
Perkara ini sampai ke telinga Rasulullah SAW melalui para sahabat, kemudian Rasulullah SAW berkata, "Barangsiapa membeli sumur orang Yahudi, kemudian timba miliknya ia campur dengan timba orang-orang Muslim (disedekahkan) maka ia akan mendapat balasan sumur yang lebih baik di surga." Mendengar perkataan tersebut, Utsman bin Affan bergegas menemui orang yahudi pemilik sumur tersebut, dan berencana untuk membelinya.
Ternyata tidak semudah yang dibayangkan, orang yahudi tersebut tidak mau menjual sumurnya. Utsman pun berpikir bagaimana caranya agar orang Yahudi itu membolehkan Utsman membeli sumur miliknya.
Utsman memiliki ide untuk menawar separuh hak sumur itu. Tawaran ini pun diterima oleh orang Yahudi, dengan tawaran satu hari sumur menjadi milik Utsman, dan hari berikutnya milik orang Yahudi, demikian dan seterusnya.
Kemudian orang Yahudi tersebut menjual sumurnya dengan harga yang sangat tinggi yakni 12.000 dirham, karena orang Yahudi tersebut mengira Utsman akan menjualnya kembali. Kenyataannya justru berlawanan dengan prediksi orang Yahudi, Utsman malah memberikan air tersebut kepada masyarakat muslim secara cuma-cuma
Ternyata aksi ini disadari orang Yahudi pemilik sumur. Tak ada lagi orang-orang yang membeli air padanya.Orang-orang muslim mengambil air saat bagian hari Utsman. Mereka mengambil sekaligus dalam jumlah banyak untuk memenuhi kebutuhan selama dua hari. Setelah merasa rugi, orang Yahudi ini lantas menjual seluruh bagian sumurnya. Utsman bin Affan lantas membayar separuh sumur ini dengan harga 8.000 dirham. Total untuk harga seluruh sumur ini 20.000 dirham.
Dari sumur ini, Utsman bin Affan dapat melakukan sedekah sebanyak-banyaknya. Sumur ini diwakafkan untuk kepentingan orang-orang Muslim. Sumur ini menjadi saksi bisu dari kisah sedekah Utsman bin Affan.
Hingga saat ini sumur yang dikenal dengan sebutan sumur Raumah masih terjaga. Letaknya di samping Masjid Qiblatain. Di sekitar sumur ini tumbuh lebih dari 1.500 pohon kurma yang sekarang dikelola Departemen Pertanian Saudi. Hasil penjualan kurma ini disumbangkan untuk kebutuhan anak yatim dan fakir miskin.
Hikmah Kisah Utsman bin Affan
Dari kisah Utsman bin Affan kita dapat mengambil hikmah yang berharga. Sumur-sumur ini mungkin tampak tidak berharga bagi kita, namun sangat berharga bagi kelangsungan hidup orang lain. Apapun sedekahnya bisa menjadi amalan pahala berkepanjangan bagi kita, dan merupakan amalan yang tidak terputus
Kita bisa memulainya dengan menyedekahkan uang yang kita punya untuk membantu warga yang berada di Indonesia karena faktanya, masih banyak masyarakat yang harus membeli air dari waduk dengan harga tertentu yang dapat ditentukan oleh keuangan.
Anda bisa berpartisipasi dalam program sedekah penghafal Quran bersama Laznas PPPA Daarul Qur'an. Klik di sini untuk berdonasi. Semoga Allah memberikan kesehatan dan menerima setiap amal ibadah kita. Aamiin.