Tuli Mengaji Indonesia: Hadiah Terbaik di Milad Laznas PPPA Daarul Qur’an ke-17

Tuli Mengaji Indonesia: Hadiah Terbaik di Milad Laznas PPPA Daarul Qur’an ke-17
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Ramadhan 1445 H menjadi momentum spesial bagi PPPA Daarul Qur’an karena bertepatan dengan miladnya ke-17 tahun. Dalam rangka memeriahkan milad yang ke-17 ini, PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta telah menyelenggarakan serangkaian event sejak awal Ramadhan 1445 H. Mulai dari Festival Ramadhan yang meliputi lomba tahfizh, adzan, dan mewarnai, berbagi buka puasa bersama santri Rumah Tahfizh wilayah Yogyakarta, Mobile Quran (MoQu) yang meliputi berkisah dan mewarnai bersama santri TPA, hingga muqoddaman seklaigus mendoakan donatur bersama Asatidz Grha Tahfizh Daarul Qur’an Yogyakarta. Hingga akhirnya sampai pada puncak Milad PPPA Daarul Qur’an ke-17 yang diselenggarakan pada Ahad, 31 Maret 2024 di Aula Tahfizh Tower, Pesantren SahabatQu. 

Sebagaimana filosofi angka 17 pada umumnya yang identik dengan sweet seventeen, perayaan milad yang ke-17 kali ini juga menjadi momentum yang spesial bagi PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta. Bersama dengan rilisnya Gerakan Tuli Mengaji Wilayah Yogyakarta, sebagai tindak lanjut dari peresmian Gerakan Tuli Mengaji Indonesia di 17 provinsi pada Milad PPPA Daarul Qur’an di Tangerang pada 27 Maret 2024 lalu. Tidak hanya itu, pada serangkaian acara milad ini juga diselenggarakan Training of Trainer (ToT) Tuli Mengaji Yogyakarta bersama 100 peserta dari berbagai kalangan, dengan rincian 25 dari peserta teman tuli dan sisanya peserta teman dengar. Program ini merupakan kolaborasi antara PPPA Daarul Qur’an bersama BPKH RI. Tak hanya itu, BPKH RI juga memberikan dukungan pendanaan penuh untuk mendukung peresmian Gerakan Tuli Mengaji Indonesia berupa peluncuran 1.000 mushaf Al-Qur’an Isyarat dan 100 trainer Al-Qur’an Isyarat melalui agenda ToT Tuli Mengaji ini.

ToT ini merupakan sebuah upaya pembibitan pengajar baru dalam menggencarkan Gerakan Tuli Mengaji di wilayah Yogyakarta, sehingga menciptakan ruang-ruang baru bagi para muslim tuli untuk belajar Al-Qur’an secara lebih intensif. ToT ini juga menjadi wadah upskilling guru Al-Qur’an sehingga memperluas kemampuannya dalam mengajar Al-Qur’an di pelbagai kalangan dan lapisan umat Muslim. 

Milad ke-17 PPPA Daarul Qur’an di Yogyakarta ini dibuka dengan penampilan santri dari Pondok Pesantren Tuli Hibatullah, SLB Qothrunnada Yogyakarta. Mereka adalah santri tuli yang telah mampu menyelesaikan hafalan Al-Qur’an Isyarat 30 juz. Kali ini, mereka mempersembahkan kelihaiannya dalam mengisyaratkan setiap ayat-ayat Al-Qur’an yang dihafalkan. Keberhasilan mereka menunjukkan bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci untuk semua kalangan dan siapapun yang mempelajarinya akan diberikan kemudahan. Acara selanjutnya yaitu sambutan dari beberapa tamu undangan istimewa. Milad PPPA Daarul Qur’an yang ke-17 di Yogyakarta kali ini dihadiri langsung oleh Ustadz Danin Billah, selaku tuan rumah dan Direktur PPTQ SahabatQu, Ibu Dwi Kartika Ningsih, SE.I, MM, selaku Direktur Utama PPPA Daarul Qur’an Nusantara, Ibu Sulistyowati dari BPKH RI, dan Bapak Misbahuddin selaku perwakilan Kanwil Kemenag DI.Yogyakarta. 

Pasca sambutan, selanjutnya masuk pada serangkaian agenda ToT Tuli Mengaji yang terbagi menjadi 4 sesi. Pertama yaitu sesi materi mengenai Konsep Dasar Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara (PDSRW) yang disampaikan langsung oleh Ketua Tim Penyusun Mushaf Al-Qur’an Isyarat Kemenag RI yaitu Ustadz Deni Hudaeni Arifin, Lc., MA. Kedua, yaitu Kelas Pengantar Umum tentang Pengenalan dan Praktik Huruf Hijaiyah Isyarat oleh Ibu Tri Purwanti, S.Pd., selaku Tim Pakar Penyusun Panduan Al-Quran Bahasa Isyarat LPMQ Kemenag RI, sekaligus pengasuh SLB Qothrunnada Bantul. Ketiga, yaitu kelas pendampingan khusus. Pada sesi ini, peserta dibagi menjadi 10 kelompok yang terdiri dari 8 kelompok dengar dan 2 kelompok tuli. 10 trainer Tuli Mengaji disebar ke dalam setiap kelompok dengan berbantuan Juru Bahasa Isyarat (JBI) dalam melaksanakan pendampingan. Berbeda dengan kelas pengantar umum yang membahas secara cepat mengenai isyarat tanda baca dan huruf hijaiyah, pada kelas pendampingan khusus, trainer mempraktikkan secara lebih detail dan memastikan setiap peserta mampu mengikutinya dengan baik. Selain itu juga terdapat pengembangan materi, yakni huruf hijaiyah berharakat dan bersambung. Setelah peserta memperoleh keseluruhan materi dan mampu mempraktikkannya sesuai dengan pedoman, selanjutnya dilakukan assesmen untuk mengetahui tingkat perkembangan kompetensi peserta. Selanjutnya, sesi terakhir yaitu rilis Gerakan Tuli Mengaji sekaligus potong tumpeng Milad PPPA Daarul Qur’an, dalam hal ini dipimpin langsung Ustadz Yusuf Mansur.

Dalam ceramah singkatnya, beliau menuturkan bahwa Gerakan Tuli Mengaji ini merupakan sebuah upaya mengembalikan fitrah Al-Qur’an sebagai kitab suci yang rahmatan lil ‘alamin. Al-Qur’an adalah pedoman hidup untuk seluruh umat Islam tanpa terkecuali. Maka dengan rilisnya Gerakan Tuli Mengaji wilayah Yogyakarta ini, sama dengan membuka akses yang seluas-luasnya untuk Muslim yang berkebutuhan khusus seperti tunarungu, mendapatkan hak yang sama dalam mempelajari Al-Qur’an dan Islam. Serangkaian acara milad ini diakhiri dengan buka bersama yang mendapat dukungan langsung dari Waroeng Steak Indonesia dan Freshcoi. Para Mitra korporasi PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta juga turut hadir sebagai undangan dalam acara ini. 

Agenda ToT Tuli Mengaji perdana sekaligus rilisnya Gerakan Tuli Mengaji Yogyakarta, merupakan hadiah terbaik pada Milad PPPA Daarul Qur’an yang ke-17 ini. Khususnya untuk PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta yang telah menjadi pionir terbentuknya Komunitas Muslim Tuli Yogyakarta (MULIA) dan fasilitator yang menjembatani mereka dalam belajar Al-Qur’an dan Islam sejak akhir 2021 lalu. Gerakan Tuli Mengaji Yogyakarta, lebih tepatnya, merupakan hadiah terbaik dari PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta untuk Muslim Tuli di Yogyakarta dan Indonesia. Gerakan ini merupakan babak baru dalam meluaskan jalan dakwah para Muslim Tuli yang ingin belajar dan mengajarkan Al-Qur’an kepada sesamanya, sehingga tiada lagi kesenjangan kesempatan untuk belajar Al-Qur’an.