Wakaf di Era Digital
Wakaf Daarul Qur'an menggelar acara Ngobrol Perwakafan Indonesia pada Selasa (23/2) malam lalu. Kali ini Wakaf Daarul Qur'an mengambil tema "Melirik Potensi Wakaf Uang Melalui Inovasi Digital" yang dilaksanakan secara online.
Sejalan dengan topik tersebut, Wakaf Daarul Qur'an menghadirkan pemateri yang telah berkecimpung di bidangnya, yakni Director of Risk, Legal, Compliance and Human Capital PayTren, Ardian Asmar dan Aggota Badan Wakaf Indonesia, Nurul Huda.
Dalam pemaparannya, Ardian menjelaska tentang peluang PayTren di masa digital ini. Tak lupa, ia juga menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tengah merintis kerja sama dengan Badan Wakaf Indonesia (BWI) untuk melahirkan fitur wakaf melalui uang di aplikasi PayTren.
"Kami saat ini sedang berbicara secara intentif dengan BWI, semoga kerja samanya bisa terealisasi, yakni untuk kemudahan wakaf melalui uang di PayTren," ungkap Ardian.
Dengan langkah tersebut, ia ingin meyakinkan bahwa PayTren mendukung penuh launching Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU) yang telah disahkan pemerintah. Selain itu, pihaknya juga ingin memberikan layanan transaksi wakaf bagi keluarga Daarul Qur'an dan masyarakat.
"Jadi, PayTren ini sangat terbuka untuk memastikan temen-temen di Daarul Qur'an untuk bisa melakukan pembayaran wakaf melalui aplikasi," imbuhnya.
Sementara itu, Nurul Huda mengakatan bahwa memasuki era industri 4.0, sejumlah peluang baru muncul termasuk bidang ekonomi syariah, salah satunya wakaf. Perkembangan teknologi yang semakin pesat dinilai akan memacu pertumbuhan wakaf di Tanah Air.
Secara tidak langsung, perilaku masyarakat yang semakin memahami dunia perwakafan akan mempercepat proses digitalisasi. Mengingat, berbagai lembaga berbasis Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (Ziswaf) telah menyediakan fitur transaksi secara digital.
Berbicara mengenai industri 4.0, masyarakat tak dapat lepas dari pengaruh kalangan milenial. Karena disadari atau tidak, perkembangan teknologi juga tak hanya dipengaruhi para ahli IT namun juga para penggunanya yakni kalangan milenial.
Meski demikian, salah satu karakter generasi milenial adalah cepat berpindah ke lain hati. Oleh sebab itu, para Nazhir juga harus semakin inovatif agar kampanye wakaf kepada kalangan milenial semakin maksimal. []