Wakaf Produktif Pesantren Tahfizh
Empat tahun lalu, Daarul Qur’an yang menaungi Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, telah dinobatkan sebagai ‘’Yayasan Al-Qur’an Terbaik di Dunia’’. Penilaian ini diberikan oleh Lembaga Tahfizh Internasional Al-Haiah Al-'Alamiyyah Li Tahfizhil Qur’an, yang menyeleksi lembaga kandidat dari 65 negara anggota Al-Haiah.
Penganugerahan Daarul Qur’an sebagai The Best Qur’anic Foundation in the World dilakukan pada 12 Ramadan 1436 H bertepatan dengan 29 Juni 2015, oleh para Imam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Dengan pengakuan internasional itu, KH Yusuf Mansur menilai Daarul Qur’an harus mendunia manfaatnya. Maka dipancanglah tekad, ‘’membangun 100 pesantren di 100 kota dan 5 benua’’.
Saat ini sebanyak 6.000 santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an tersebar di berbagai wilayah baik di dalam negeri maupun luar negeri. Sejak dirintis pada 2003 silam, Daarul Qur’an terus mendirikan pesantren tahfizh dan telah banyak melahirkan generasi penghafal Qur’an berkualitas, juga mengirimkan lulusan dan alumninya ke Turki serta berbagai negara lainnya melalui jalur beasiswa.
Berdirinya pesantren-pesantren dan segala pencapaian itu merupakan salah satu bentuk pengelolaan wakaf yang dikembangkan Daarul Qur’an. Karenanya, Daarul Qur’an akan terus mengoptimalisasi potensi-potensi wakaf. Salah satunya wakaf produktif melalui pembangunan pesantren, mini market (Daqu Mart) hingga pengelolaan lahan untuk memenuhi dapur santri.
Direktur Utama PPPA Daarul Qur’an Tarmizi As Shidiq mengatakan, potensi ekonomi di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an sangat besar. Daqu Mart misalnya, yang setiap bulan mendapat keuntungan Rp300-350 juta. Jika dikembangkan melalui wakaf produktif, maka hasilnya dapat digunakan untuk pembangunan pesantren serta manfaat lainnya untuk keberlangsungan dakwah tahfizhul Qur’an.
“Dengan wakaf produktif kita bisa membangun Daqu Mart di pesantren-pesantren Daarul Qur’an yang tersebar di seluruh Indonesia. Semoga melalui wakaf produktif, semakin banyak penghafal Al-qur’an yang lahir dan membawa perubahan lebih baik untuk dunia,” harapnya.
Selain Daqu Mart, tutur Tarmizi, saat ini Daarul Qur’an juga memiliki penggilingan padi di Pesantren Tahfizh Camp Putri yang berlokasi di Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Beras adalah kebutuhan paling utama di seluruh Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an. Karenanya, penggilingan padi punya potensi yang luar biasa untuk dijadikan wakaf produktif.
“Setiap bulannya Pesantren Daarul Qur’an se-Jabodetabek, Sukabumi dan Cikarang membutuhkan beras sebanyak 40-50 ton. Maka jika dikembangkan, selain mendapat keberkahan dengan memberi makan santri dengan beras wakaf produktif, kehadiran penggilingan padi ini juga bermanfaat bagi para petani di sekitar pesantren. Mereka bisa mendapat ketenangan memasarkan hasil taninya,” ujar Tarmizi.