Langkah Santri BTQ ke Pulau Tunda
“Banguuun banguuun… Tronton sudah datang..â€Â
Begitulah suara Ustazah Tia membangunkan santri Beasiswa Tahfizh Qur’an (BTQ) for Leaders yang hendak pergi ke Pulau Tunda, Banten. Pagi itu, Jum’at (13/4), pukul 02.30 WIB seluruh peserta yang sudah berkumpul di Rumah Tahfizh Bintaro akan mengikuti kegiatan Jambore dan Pendadaran di Pulau Tunda.
Perjalanan dini hari, membuat rasa kantuk tak tertahankan. Langit masih gelap, tapi 23 peserta melanjutkan perjalanan dari Binatro ke Pelabuhan Karangantu, Banten. Dinginnya embun pagi yang masuk dari sela-sela jendela Tronton menyelimuti dua jam perjalanan mereka.
Tepat pukul 07.00 WIB, seluruh peserta dan panitia menyebrang ke Pulau Tunda dengan menggunakan kapal. Sementara sebanyak 29 kader yang berangkat dari Jawa Timur dan Jawa Tengah baru berangkat menyusul ke Pulau Tunda pada pukul 10.00 WIB.
Rasa kantuk dan panasnya terik matahari menyelimuti perjalanan para santri selama dua setengah jam di atas kapal. Sesampainya di Pulau Tunda, mereka masih harus berjalan setengah jam lagi untuk menuju tempat camp di Pantai Timur.
Raut wajah lelah tampak menghiasi perjalanan peserta. Namun hal tersebut tak menyurutkan langkah mereka untuk mengikuti pendadaran, membahas masa depan Indonesia. Bahkan beberapa santri sempat membaca dan menghafal Al Quran di sela-sela kegiatan. Subhanallah.
“Semua itu terobati karena bertemu dengan teman-teman se-Indonesia dan punya keinginan yang sama untuk membangun Indonesia,†ucap Khairunnisa salah satu santri penerima BTQ for Leaders.
Jambore dan pendadaran santri BTQ for Leaders bukan sekedar kemah. Selama tiga hari 13-15 April, mereka di latih memiliki jiwa kepemimpinan dan jadi petarung-petarung tangguh di masa depan yang bisa merawat dan melakukan perubahan untuk Indonesia.