Melampaui Kemustahilan:Â Allah Menciptakan Manusia dalam Bentuk yang Sebaik-baiknya
Siapa yang tidak mengenal Achmad Zulkarnain, pria 28 tahun kelahiran Banyuwangi yang merupakan seorang fotografer kawakan dan menginspirasi banyak orang. Pria yang akrab disapa Bang Zul ini adalah penyandang disabilitas. Namun, hal itu nyatanya tak membuat mimpi-mimpinya terhambat.
Ia tak pernah merasa dirinya menyandang disabilitas yang terlahir tanpa tangan dan kaki. Justru Bang Zoel berhasil membuktikan bahwa hal itu tidak menjadi masalah bagi kehidupannya. Jika ditanya, ia akan berkata bahwa dirinya berbeda bukan disabilitas.
“Buktinya saya tetap bisa menjalani kehidupan seperti orang lain, dan bisa berprofesi sebagai fotografi,” ungkapnya dalam acara Kun Fayakun Melampaui Kemustahilan yang digelar secara daring pada Senin malam (15/2).
Lebih menariknya lagi, ia pun telah mengikuti banyak pameran foto baik dalam bahkan sampai luar negeri. Di antaranya adalah pameran internasional bersama 19 fotografer dari 19 negara yang diadakan di Istanbul Turki. Ia juga juga akan mengikuti pameran di Brazil, di mana merupakan pameran fotografi internasional para fotografi penyandang disabilitas.
“Yang saya garis bawahi dari pengalaman pribadi, bahwa Allah itu sudah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya bentuk, maka kemudian kenapa saya tidak mensyukuri apa yg hari ini Allah berikan. Mungkin bagi orang-orang ini keterbatasan, tapi bagi Allah bisa jadi ini adalah amanah yang harus saya sampaikan pada semua orang bahwa bersyukur itu penting,” ujar Bang Zoel.
Ia meneritakan bahwa saat masih di bangku sekolah dirinya berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya. Waktu itu ia merasa amat frustasi dan putus asa. Ia merasa tidak punya siapa-siapa, tidak punya keluarga juga tidak punya kawan. Hingga di bangku SMP ia harus mandiri.
Waktu itu Bang Zoel sekolah di sebuah Sekolah Luar Biasa (SLB). Ia selalu ingat apa yang jamak dikatakan masyarakat memandang anak SLB dengan sebelah mata. Di sisi lain, seolah-olah tidak memiliki masa depan cerah.
Sejak saat itu ia bertekad untuk membuktikan bahwa siswa SLB juga bisa berprestasi. Semangat Bang Zoel mengantarkannya pada usaha-usaha terbaik yang ia lakukan. Bang Zoel juga pernah bekerja menarik angkot demi bisa terus sekolah.
Dalam meniti kehidupannya Bang Zoel mempunyai kiat dan prinsip tersendiri yang ia sebut sebagai 4B, yaitu bersabar dengan segala cobaan yang menimpa, bersyukur atas semua yang Allah berikan, berubah yaitu berkemauan untuk menuju kondisi yang lebih baik, dari yang tidak bersyukur menjadi bersyukur, selanjutnya adalah bermanfaat, bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat.
Bang Zoel terus berusaha untuk bisa mengaplikasikan prinsip-prinsip yang dipegangnya dalam semua sendi kehidupannya. Dengan semua keterbatasan yang ada pada dirinya justru mengantarkan Bang Zoel pada kondisi yang penuh syukur. []